Caption Foto : Suasana Rakor Forkopimda dengan FKUB, FPK dan FKDM
mediapetisi.net – Rapat koordinasi Forkopimda Kabupaten Jombang bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Forum Pembaharuan Kebangsaan (FPK) dan Forum Kewasdaan Dini Masyarakat ( FKDM) dalam rangka upaya cipta kondisi menjelang dan pasca pelaksanaan Pilkades Serentak, Perayaan Natal 2020 serta Tahun Baru 2021.
Hadir dalam rapat Wakil Bupati Jombang, Sekda, Kepala Bakesbangpol, Pasi Intel Kodim 0814, Kasat Intel, Kasi Intel, Kepala DPMD, Kepala Satpol PP, Sekretaris Bakesbangpol, Ketua FKUB, FPK dan FKDM. Bertempat di Gedung Islamic Center Jombang. Selasa (15/12/2020)
Wakil Bupati Jombang Sumrambah menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 sampai hari ini belum berakhir bahkan semakin meningkat, angka kematian di kabupaten Jombang 11,2 %, artinya dua kalilipat dari tingkat nasional. Peningkatan terpapar masih sangat tinggi bahkan di RSUD Jombang sudah penuh dan tidak muat. Gelombang kedua Covid-19 tebih tinggi yang terpapar Covid-19, kita harus belajar pada kejadian- kejadian di masa tahun lalu, dan pada waktu itu di kenal dengan pageblok.
“Korban meninggal Bulan Desember 30% kematian sebelum dari 2X 24 jam, berarti masyarakat tidak paham akan Covid-19, sehingga tidak mematuhi protokol kesehatan serta tingkat kematian juga di sebabkan oleh komorbit seperti diabet, darah tinggi dan paru -paru. Kami sudah koordinasi dengan jajaran agar melaksanakan protek kepada mereka yg memiliki kormobit. Kita harus berjuang dengan melakukan merubah sebuah budaya 3 M, tidak bisa bergantung kepada vaksin,” ungkapnya.
Sumrambah berharap kepada FKDM, FPK, FKUB, dan tokoh masyarakat membuat himbauan kepada masyarakat nanti akan diwadahi oleh Kominfo. Karena Kita akan menggelar Pilkades di 9 Desa, semua memiliki potensi Konflik seperti di Desa Ngrimbi saudara kandung bersaing dalam Pilkades, Desa Marmoyo sudah membuat blok utara dan selatan, dan dampak Pascanya yang kita khawatirkan tidak bisa menimbulkan kerukunan.
“Untuk itu, hari ini kita rukun sangat mahal, dan Saya berharap kata rukun bisa kita implementasikan dalam kehidupan karena Negara kita yang makmur diincar oleh negara asing, jika kita tidak bersatu maka itu yang diinginkan negara lain, dengan mudah mereka akan masuk ke negara kita,” harapnya.
Sementara itu, Kasat Intel Polres Jombang AKP. Novi mengatakan secara umum di wilayah kabupaten Jombang dalam pelaksanaan Pildes serentak pihak keamanan sudah terbentuk dan sudah tersebar di 56 TPS dari 9 desa, 8 kecamatan yang melaksanakan Pilkades. Problem PSHT dan Kera Sakti sampai saat ini masih mengkhawatirkan karena itu seperti dendam dua kubu sulit dihilangkan, kita sudah pernah mengumpulkan perguruan silat di Kabupaten Jombang untuk bersilaturahmi agar bisa mengenal satu sama lain, sebagai upaya menghindari konflik antar perguruan, pengawasan orang tua sangat diperlukan.
“Kita setiap hari melakukan operasi yustisi penegakan Prokes untuk menekan penyebaran Virus Corona, banyak masyarakat kita yang kurang disiplin. Kasus Nasional adanya kerumunan FPI di Jakarta membawa korban, banyak pejabat yang di copot karena dianggap tidak bisa menegakkan Prokes. Untuk itu Kita harus bisa bijak dalam menyikapi situasi termasuk kasus FPI, kita percayakan kepada proses hukum,” terangnya.
Senada dengan Kasat Intel, Pasi Intel Kodim 0814 Kapten ARM. Edi Sutrisno dan Kasi Intel Kejari Jombang mengatakan bahwa semua jajaran yang tergabung dalam pengendalian Covid-19 di Kabupaten Jombang. Sedangkan penyebaran Covid per hari 1772 urutan ke 3 di Jatim. Petugas sudah melakukan tindakan dan maksimal namun jika tidak diimbangi oleh kesadaran masyarakat maka percuma, di kalangan bawah masyarakat sudah menganggap Covid itu tidak ada. Dalam pelaksanaan Pildes serentak Pemerintah sudah menekankan himbauan dalam pelaksanaan pemilihan nanti ditempat pemungutan sudah diatur dan di batasi setiap TPS dengan jumlah maksimal 500 pemilih.
“Untuk hajatan hajatan agar dihindari menimbulkan kerumunan sebisa mungkin bisa di minmalisir. Sedangkan Pilkades tidak bisa dihindari dari Politik uang, karena jika mereka terpilih maka mereka akan berupaya mengembalikan modal, dan itu akan terwujud Korupsi. Selain itu, yang perlu di waspadai lagi adalah momen saat malam tahun baru 2021 khususnya para remaja yang biasanya merayakan pergantian tahun dengan kendaraan bermotor dan rawan terjadi kerumunan dan perkelahian antar kelompok pemuda serta kriminalitas,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua FKDM Kabupaten Jombang KH. Mustain Hasan mengatakan bahwa FKDM Jombang selalu aktif memonitor kejadian yang berada di Jombang dan selalu melakukan pencegahan dini, seperti kejadian di Sumobito kelompok wanita bercadar, acara ngopi bareng yang menjadi embrio FPI dan perlu diwaspadai napiter yang baru keluar khususnya di wilayah Jombang.
“Atas nama FKDM Jombang mengusulkan kepada Forkopimda untuk melibatkan seluruh ormas yang berada di kabupaten Jombang untuk melakukan operasi yustisi bersama unsur aparat yang tergabung dengan petugas Covid-19 dan perlu sosialisasi pencegahan Covid-19 dari tingkat RT sampai RW maupaun desa, dan melibatkan masyarakat secara aktif,” pungkasnya. (yn)