Caption Foto : Peserta pelatihan teknis produksi batik warna alam saat mencanthing
mediapetisi.net – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Jombang melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pelaksanaan pemberdayaan industri juga peran serta masyarakat melalui pelatihan teknis produksi batik warna alam. Bertempat di LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) Bangun Karya Jalan Anusapati no 18 Jombang. Selasa (28/6/2022)
Kepala Bidang Perindustrian Isnainiyah saat dikonfirmasi mengatakan pembinaan pelatihan teknis produksi batik warna alam dan keterampilan dibidang canting. Karena batik merupakan simbol dan warisan budaya Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Pembelajaran ketrampilan membatik tersebut diikuti oleh 24 peserta dari para pengrajin batik khususnya para pencanting dan para pelaku usaha industri batik. Pelatihan tersebut dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 27 sampai 30 Juni 2022.
Caption Foto : Motif teratai latar gringsing dengan pewarnaan alam khas Chariesma Batik Sejahtera yang terjual 14 juta
“Kami berharap, untuk kedepannya para pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) hasil batiknya lebih halus. Sekain itu, dalam proses canting kemudian lebih cepat menghasilkan dan menguasai teknik pewarnaan alam lebih bagus lagi dibandingkan sebelumnya,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, kedepannya tentu saja Disdagrin berharap para pelatih usaha batik, IKM batik juga ada yang bisa dikerjakan full dari pelaku usaha yang ada di Jombang. Menurutnya, pelaku usaha batik jadi tidak lagi mencanting batik lagi diluar kabupaten Jombang dan tidak lagi mendesain di luar kabupaten Jombang tetapi sinergi antar pelaku usaha.
“Tentunya kami akan memfasilitasi untuk izin usahnya dan promosinya karena sekarang itu eranya kolaborasi bukan kompetisi sehingga pelaku usaha batik bisa untuk memajukan hasil karya lokal,” harap Isnainiyah.
Sementara itu, nara sumber pelatihan teknis produksi batik warna alam Moch Nurcholis Ekoleksono mengatakan teknis yang perlu diajarkan ke pembatik diantaranya melatih pembuatan pewarnaan dimulai dari pembuatan warna. Untuk golongan Warna sogan coklatnya bisa diganti dengan kulit pohon mahoni yg banyak dipenggergajian kayu di kecamatan Mojowarno.
“Untuk tehnik yang utama adalah canting, semuanya sebenarnya sudah pintar memakai canting akan tetapi ada masalah dengan cara memegang. Karena cara memegang canting bisa mempengaruhi hasil goresan lukisan. Dan Jombang sudah ada batik dengan harga jualj mencapai 10 juta, dan terakhir laku 14 juta untuk satu kali proses dengan ukuran 2,60cm x 1,50cm. Dan biasanya batik dibeli untuk koleksi bukan untuk bahan baju,” terangnya.
Pelaku usaha batik harus berinovasi, dari pewarna sintetik menjadi pewarna alam yang berasal dari dedaunan, batang ataupun kulit tanaman. Sehingga memiliki kemampuan untuk bereksplorasi mencari bahan baku pewarna alam terbukti dari bahan pelatihan kali ini berasal dari daun indigo dan untuk membuat warna alam dari daun indigo tersebut direndam selama 24 jam.
Sedangkan untuk motif khas Jombang versi Chariesma Batik yang dibuat untuk pasar luar Jombang antara lain Kharisma Jombang (motif ringin contong dengan ciri khas ringin yang berada ditengah sayap garuda), Arimbi Ratu, Jula-juli Jombangan dan tracak kebo adalah motif – motif Jombang yang berusaha untuk bisa bersaing di pasar luar daerah Jombang.
Terbukti motif Jula – Juli langsung dibeli Gubernur Khofifah dan Arimbi Wakil Gubernur Emil Dardak. Sedangkan Tracak kebo dipakai seragam Biro Perekonomian Pemprov Jatim. Jadi jika ingin membuat motif yang bisa bersaing di luar daerah jangan terpaku pada ciri khas yang ada di daerah cukup simbul yang dipadu demgan ornamen batik yang berfilosofikan karakter daerah.
“Tidak hanya itu, saya bikin motif khas ini sesuai dengan himbauan Wakil Bupati Jombang Sumrambah yang ingin batik khas Jombang bisa laku dan dicari di pasaran luar daerah juga para kolektor batik. Untuk itu, hasil dari pelatihan teknis mewarnai alam ini,