Caption foto: Asisten Administrasi Umum Jatim I made Sukartha bersama Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab
JOMBANG :Kabupaten Jombang menerima penghargaan dan apresiasi sertifikat Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018 Kesenian Wayang Topeng Jatiduwur dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia kepada Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab,didampingi Bambang Nurwijanto kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Jombang.
Sertifikat tersebut diserahkan Rabu malam (10/10) oleh Kemendikbud RI yang diwakili oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid pada acara Perayaan dan Penyerahan Sertifikat Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018 di Gedung Kesenian Jakarta, Jl. Kesenian No. 1 Jakarta Pusat. kamis (11/10/2018)
Direktorat Warisan dan diplomasi Budaya, Najamuddin Ramly menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah melaksanakan Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tanggal 1-4 Agustus 2018 yang bertempat di hotel Millenium Sirih, Jakarta yang dihadiri kepala Dinas Kebudayaan Provinsi, stakeholder dan Balai Pelestarian Nilai Budaya Seluruh Indonesia.
“Karya budaya dari kabupaten Jombang Wayang Topeng Jatiduwur yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya takbenda bersama 224 karya budaya lainnya se Indonesia,” ungkapnya.
Gubernur Jawa Timur diwakili oleh Asisten Administrasi Umum, DR.Ir. I Made Sukartha menerima perwakilan dari Jawa Timur kepada Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab.I Made Sukartha meminta kepada Kepala Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur untuk melakukan aksi nyata dalam perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan serta pembinaan warisan budaya Takbenda sebagai kekuatan budaya dalam pembangunan yang berkelanjutan, harapnya.
Bupati Jombang Hj.Mundjidah Wahab menyampaikan dengan ditetapkannya karya budaya Topeng Jatiduwur Jombang sebagai warisan budaya takbenda yang merupakan seni pertunjukan,ini harus terus dilestarikan, dilakukan pembinaan. “Tampilkan seni pertunjukan ini pada masyarakat luas,demikian juga tampilkan dianjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah,” ajaknya.
Lanjut Mundjidah, Wayang Topeng Jatiduwur merupakan salah satu dari kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Jombang. Para pengurinya rajin latihan dengan segala keterbatasannya. Kesenian tradisi yang berpusat di Desa Jatiduwur Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang tersebut terus diuri uri dan dirawat oleh orang-orang tua yang usianya di atas 50 tahun.
“Wayang Topeng Jatiduwur hadir di Desa Jatiduwur pada akhir abad ke-19. Pada waktu tertentu, utamanya 1 Syuro, seluruh topeng diruwat dan digelar upacara sesuai dengan tradisi yang sebelumnya pernah dilakukan. Kesenian wayang topeng Jatiduwur sering ditanggap oleh warga yang punya nadzar,” ujarnya.
Mundjidah menambahkan, pertunjukan wayang topeng melibatkan beberapa pemain/wayang orang yang bertopeng (sesuai kebutuhan lakon) dan seorang dalang serta para pengrawit. Lakon yang diangkat senantiasa merujuk pada cerita Panji. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, bahwa nama Jatiduwur berasal dari kata Jati yang berarti pohon Jati dan Duwur yang berarti tinggi.
“Jatiduwur diartikan pohon jati yang sangat tinggi dan beragam kesenian hidup di Desa Jatiduwur.Salah satunya wayang topeng merupakan seni pertunjukan khas Desa Jati duwur.Semoga kesenian tradisional wayang topeng jatiduwur bisa mempertahankan eksistensinya.(yun)