Caption Foto : Bupati Jombang bersama Wabup, Kepala PBCB Prov. Jatim dan Kades Mojokrapak serta Kepala Lesbumi saat tunjukkan naskah kesejarawan

mediapetisi.net – Talkshow Gaung Sakala Bhumi 2020, Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jombang – Lesbumi PCNU, Sanggar Rebung dan Festival Batu Gilang dibuka oleh Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab. Dihadiri Wakil Bupati Sumrambah, Kepala Unit PIM BPCB Jawa Timur Ahmad Hariri, Ketua PC Lesbumi Jombang Inswiardi dan Kepala Desa Mojokrapak.  Bertempat di Pendopo Kabupaten Jombang. Kamis (5/11/2020).

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab menyampaikan, terbentuknya Kabupaten Jombang melalui perjalanan yang panjang, dimulai oleh para pendahulu, termasuk pada masa kerajaan Majapahit. Hal tersebut ditunjukkan banyaknya naskah kesejarawan dan situs budaya kerajaan majapahit yang terdapat di kabupaten Jombang. 

“Setiap hari selalu ditemukan satu-satu, sehingga banyak situs-situs yang ada di Kabupaten Jombang, salah satunya seperti pada situs Candi Arimbi,” ungkapnya

Bupati berpesan harus dapat mengambil nilai yang ada, sehingga nilai-nilai dapat dijaga dan dilanjutkan perjuangannya. Hal tersebut merupakan penting, sebab sejarah adalah sesuatu yang tidak boleh dilupakan. 

“Pentingnya Air sebagai sumber kehidupan. Oleh karena itu, tata kelola air menjadi issue utama yang harus dikelola dan diperhatikan. Dibeberapa tempat sumber-sumber air harus dijaga dan dialihkan untuk kebutuhan hidup masyarakat,” pesannya.

Ditempat yang sama, Ketua PC Lesbumi Inswiardi menyampaikan, air menjadi hal yang penting. Pada konsepsi air, manusia dan keberlangsungannya. Seperti yang terdapat pada pahatan-pahatan Candi Arimbi terdapat relief yang menggambarkan tentang sungai, orang bercocok tanam, orang memancing. Dapat diartikan sebagai sebuah keberlangsungan, yakni bentuk dan pemanfaatannya. 

Selain itu, air juga dapat dijadikan sebagai media penghukuman, digambarkan dengan orang-orang berdosa yang dimasukkan ke dalam air diatas bara api. Memiliki arti didalam konsepsi ini terdapat unsur iman, pengetahuan dan kepatuhan. 

“Sehingga 3 konsepsi itu yang ingin kami sampaikan melalui diskusi ini. Jadi, Trowulan yang dikatakan sebagai ibu Kota Majapahit itu berdekatan dengan Jombang. Serta di Jombang banyak sekali temuan-temuan arkeologis tentang masa-masa Majapahit.  Sehingga tahun ini Jombang diberi kepercayaan untuk menjadi penyelenggara salah satu tempat penyelenggaraan hari lahir Majapahit,” terangnya.

Senada dengan Ketua Lesbumi Kabupaten Jombang Inswiardi, Kepala PIM Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur Ahmad Hariri menyampaikan, kegiatan tersebut merupakan program rutin dalam melestarikan cagar budaya Jawa Timur, yang pertama kali dirintis pada tahun 2011, dengan tujuan utama untuk mendukung program pemerintah.

“Saat itu kita mendirikan museum sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan dan berkreasi. Jadi pada tahun 2020, sudah menginjak pada tahun yang ke-10. Akan tetapi pada tahun ini, kegiatan tidak dapat dilaksanakan seperti pada tahun sebelumnya. Mengingat saat ini masih berada dalam kondisi pandemi Covid-19, yang menjadikan kendala,” tegasnya.

Perlu diketahui, bentuk rangkaian kegiatan peringatan hari jadi Majapahit berbeda dengan sebelumnya yang dapat mengumpulkan sekian ribu massa dalam satu kali waktu, di museum. Sedangkan saat ini tidak dapat dilakukan, sehingga format kegiatan dirubah, dengan melaksanakannya di tiga titik lokasi, yang salah satunya adalah di Kabupaten Jombang. 

“Berdasarkan pengetahuan kami dalam sejarah Majapahit, secara geografis  kabupaten Jombang merupakan hal yang tidak terpisahkan dari Kerajaan Majapahit. Kami sangat berharap kerjasama yang dilaksanakan tahun ini tidak hanya berhenti disini, tetapi dapat kita lanjutkan ditahun-tahun mendatang,” pungkas Hariri. (Ila)