Caption Foto : Bupati Jombang dan dr. Pudji Umbaran saat diwawancarai

mediapetisi.net – Dengan terus tambahnya warga kabupaten Jombang yang terpapar Covid-19 mencapai 77 orang, Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang melakukan rapid test kepada masyarakat yang daerahnya terpapar Covid-19 dan Anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Bidan, Angggota BPBD yang bertugas di wilayah kabupaten Jombang sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk mencegah paparan virus covid-19.

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab saat diwawancarai mengatakan dengan bertambahnya warga yang terpapar Covid-19, Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang melakukan rapid test sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 diawali dengan menyasar tenaga kesehatan dan bidan yang memiliki risiko tinggi terpapar covid-19, kemudian anggota BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang bekerja pada pelayanan Covid-19.

“Rapid test ini dilakukan di sekretariat posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang di kantor Pemkab Jombang. Sedikitnya ada puluhan orang yang di-rapid test oleh petugas medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang,” ungkapnya.

Tenaga medis dan relawan covid-19 merupakan salah satu yang berpotensi terpapar karena sering berinteraksi dengan orang banyak. Untuk itu, rapid test tersebut sebagai upaya pencegahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah. Bupati Jombang berharap hasil dari rapid test ini nonreaktif atau bebas paparan covid-19. Meskipun nantinya ada yang reaktif, Pemerintah akan menganjurkan untuk isolasi mandiri di rumah.

“Seandainya ada hasil yang reaktif nanti, langkah selanjutnya yang diambil oleh Pemerintah adalah untuk menganjurkan isolasi mandiri. Sedangkan kalau kondisinya agak kurang sehat ya segera dibawa ke rumah sakit. Semua proses ini dilakukan secara bertahap,” harapnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Jombang dr. Pudji Umbaran MKP. sebagai Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 saat diwawancarai mengatakan bahwa setiap hari pihaknya melakukan koordinasi bersama koordinator wilayah kerja Puskesmas, laporan dari Puskesmas terus masuk ke kami, saat ini yang kita kejar adalah kasus konfirmasi yang terbaru, 10 yang dari Plosokerep, 5 dari Peterongan dan hasil yang keluar kemarin, inilah yang akan kita tracking.

“Yang sudah masuk ke kita, tracking di Peterongan dengan hasil reaktif sudah kita geser ke STIKES Pemkab untuk dilakukan isolasi, hingga saat ini jumlah yang masuk di kami ada 17 orang yang akan kita tindaklanjuti,” terangnya.

Terkait pemakaman pasien PDP kemarin dr. Pudji membenarkan jika tidak ada pungutan biaya, melainkan telah terjadi sebuah kesalahpahaman terkait stok peti mati, peti mati inilah harus kita adakan bukan atas pembelian dari pihak korban, tetapi bisa di klaimkan bukti pembelian peti di Rumah Sakit, pungkasnya. (yn)