Caption Foto : Wakil Gubernur saat menjadi narasumber seminar

mediapetisi.net – 1st Conference on Research and Community Service (CORCYS) 2019 atau Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang digelar di Natuwar Hall STKIP PGRI Jombang. Sabtu (14/9/2019)

Sementara dihadapan awak media setelah jadi narasumber seminar tersebut, Wakil Gubernur Dr. Emil Elistianto Dardak menuturkan bahwa Jawa Timur kaya akan sumber daya manusia (SDM) yang hebat. Sehingga, melalui SDM yang hebat dan mampu digabungkan dengan adanya big data, maka akan semakin memudahkan akses pencarian data bagi sebuah penelitian untuk bisa melahirkan inovasi-inovasi yang bermanfaat di masyarakat. Sedangkan penelitian yang paling besar adalah culture. Sumberdaya yang dimiliki adalah dosen yang pintar hanya saja dulu tantangannya akses pada jurnal, ada start duluan, Singapura berani investasi besar-besaran dengan mendatangkan akademisi dan mahasiswa peneliti dari luar negeri ke Singapura, sedangkan Indonesia sekarang sudah menuju ke sana. 

“Saya melihat, insyaallah kalau semua inovasi ini jalan di tingkat Nasional ada yang mendorong perusahaan lebih terlibat lagi dalam riset, upaya memajukan IKM berbasis IPTEK juga menjadi ladang yang sangat potensial untuk bahan riset, hanya publikasi riset. Jika dulu publikasi riset ada biaya $40 sampai $50 kadang $100 yang menjadi kendala yang harus difikirkan. Tinggal bagaimana bisa submit research yang benar-benar punya changer untuk masuk dalam jurnal yang diakui di Internasional. Saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menganggarkan dana untuk program Belanova melalui Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Provinsi Jawa Tengah dan tengah dalam pematangan lebih lanjut untuk kemudian dapat diluncurkan ke masyarakat,” tegasnya.

Lanjut Emil, ada 8 standar Nasional penelitian dan pengabdian yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi agar dapat menghasilkan output yang baik. Potret inovasi di Indonesia saat ini, ada beberapa indikator yang juga kekuatan daripada inovasi Indonesia tentang publikasi internasional Indonesia diantara negara Asean yang dapat dilihat pada tahun 2013 posisi Indonesia nomor 4 di ASEAN yang menghasilkan banyak publikasi, akhir Desember 2018 Indonesia menempati posisi nomor 2 jumlahnya sudah 31.000 dan per hari ini Indonesia sudah menjadi juara publikasi di ASEAN rangking satu dengan jumlah 34.000 publikasi mengalahkan ASEAN. Butuh waktu 66 tahun untuk bisa diposisi ini. Untuk hak kekayaan intelektual khususnya Tahun ini posisi Indonesia nomor 4 di ASEAN, hari ini juga sudah nomor 1 di seluruh Indonesia, jadi sekarang trendnya publikasi bukan satu-satunya indikasi secara riset, tetapi hak paten pun juga sudah diasingkan dan perusahaan pemula berbasis teknologi dalam program hirilisasi kita sudah meningkat dari tahun 2015. Sekarang targetnya 1.000 perusahaan pemula berbasis teknologi. 

“Kebijakan riset agar target dapat terpenuhi dengan melakukan serangkaian reformasi. Kami mendorong 3 riset pendanaan, untuk tahun 2020 ristek di Jawa Timur kami mengelola 138 triliun. Untuk pendanaan riset kompetisi nasional kategori kompetensi dan penugasan. Mulai tahun ini dimungkinkan pendanaan riset tidak harus berbasis kompetisi, tetapi bisa berbasis penugasan. Dari 3.250 perguruan tinggi hanya 3 perguruan tinggi yang masuk 500 besar di dunia diantaranya UI, ITB dan UGM dan target Menristek Dikti tahun 2020 ada 5 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk world class University. Alhamdulilah semua mahasiswa yang mengikuti seminar  atensinya tinggi sekali terhadap pembahasan yang disampaikan dan optimis bahwa dengan antusiasme yang ada akan terlihat hasil nyata dalam pengembangan riset oleh perguruan tinggi,” pungkasnya. (yun)