Caption foto : kiri ketua FKUB. tengah wabub dan kanan ketua FPK

JOMBANG :Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) gelar Seminar kepemudaan mengambil  tema “Penguatan Idiologi kebangsaan dalam menghadapi tantangan Era Milenia”. Dihadiri Wakil Bupati Jombang Sumrambah, Ketua FKUB Kab Jombang KH. Isrofil Amar, BKSG Hery Susanto, Wakil ketua FKDM Jombang Mahmud Yunus, Ketua FPK Jombang Zaimudin Wijaya As’ad, Kabid Intregari bangsa Kesbangpol Jombang Syafrudin dan Perwakilan organisasi mahasiswa Jombang. Bertempat di Gedung KPRI Sejahtera Jombang. Sabtu (27/10/2018)

Ketua FPK Kabupaten Jombang Zaimudin Wijaya As’ad menyampaikan kegiatan seminar tersebut sebagai bahan refleksi dan evaluasi diri menjelang hari sumpah pemuda. Kesetiaan dan kecintaan warga Jombang kepada NKRI apa masih ada dan tertanam dalam hatinya dan slalu menanamkan rasa cinta tanah air dan selalu menjaga  persatuan dan kesatuan untuk keutuhan bangsa dan negara.

“Untuk membentuk bangsa yang kuat dan tetap jaya diperlukan penguatan mental serta kepribadian yang luhur kepada generasi muda karena dengan bersatunya pemuda maka dengan sendirinya bangsa akan Jaya,” ujarnya.

Zaimudin menambahkan bahwa tantangan bangsa saat ini semakin kompleks tidak hanya ekonomi dan rusaknya jiwa oleh narkotika namun pola pikir pemuda juga diracuni oleh masuknya ideologi dan budaya luar yang bisa merusak mental, moral dan akhlak generasi muda, melalui teknologi informatika yang saat ini begitu mudahnya dapat diakses melalui Internet tanpa adanya sensor, katanya.

Kabid Intregari bangsa Kesbangpol Kabupaten Jombang Syafrudin menyampaikan bahwa Kesbangpol sangat mendukung seminar yang dilaksanakan oleh FPK, karena dengan seminar tersebut semua bisa saling mentrasformasi ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman kepada generasi pemuda dan membentuk jiwa yang tangguh dan mempunyai kecintaan terhadap bangsa Indonesia, jelasnya.

Wakil Bupati Jombang Sumrambah menyampaikan dijaman dan era milenial, Pancasila tidak lagi dijadikan landasan, pijakan dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari, namun hanya sekedar dijadikan simbol saja dan merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan keutuhan bangsa dan negara.

“Tujuan implementasi Pancasila di era milenial tidak hanya mencetak sumber daya manusia yang cerdas akan tetapi mampu mencetak kepribadian yang berkarakter, berakhlak, kreatif memiliki misi dan visi serta bertanggung jawab,” ungkapnya.

Menurut Sumrambah, agar Pancasila tetap hidup dan dapat dijadikan dasar negara dibutuhkan upaya upaya untuk melestarikannya diantaranya jadikan Pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup berbangsa dan bernegara, Pancasila harus direfleksikan dan diimplementasikan secara real oleh semua masyarakat bangsa Indonesia dan semua lembaga negara harus mampu merekonsolidasiakan pemahaman Pancasila kepada seluruh lapisan masyarakat, pungkasnya. (yun)