Caption Foto : Sekda bersama Kadis Dikbud, Asisten 1, Kadis Kominfo dan Kabag. Pemerintahan saat mengikuti Vidcon Mendikbud
mediapetisi.net – Bupati Jombang diwakili oleh Sekdakab Jombang Akh. Jazuli didampingi Asisten Pemerintahan Anwar, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agus Purnomo, Kepala Bagian Pemerintahan Bambang Sriyadi, serta Kepala Dinas Kominfo Budi Winarno mengikuti Video Conference dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud RI) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program Sekolah Penggerak. Bertempat di Ruang Jombang Command Center (JCC) Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Jombang. Senin (1/2/2021)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud RI) Nadiem Anwar Makarim meluncurkan program Sekolah Penggerak yang merupakan katalis untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia.
“Sekolah penggerak adalah katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia yang terdiri dari dua hal yakni sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan profil pelajar Pancasila dan diawali dengan SDM yang unggul terutama kepala sekolah dan guru,” ujarnya.
Gambaran akhir sekolah penggerak secara umum, lanjut Nadiem yakni hasil belajar diatas level yang diharapkan, lingkungan yang belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan, pembelajaran berpusat pada murid, dan refleksi diri dan pengimbasan yaitu perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbaikan pembelajaran terjadi, dan sekolah melakukan pengimbasan. Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
“Program ini merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud dengan Pemerintah Daerah (Pemda) yang mana komitmen Pemda menjadi kunci utama,” terang Nadiem.
Intervensi dilakukan secara holistik mulai dari SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi, dan pendampingan Pemda. Sekolah Penggerak memiliki ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja tapi juga sekolah swasta dan Negeri. Pendampingan dilakukan selama tiga tahun ajaran dan sekolah melanjutkan upaya transformasi secara mandiri.
“Program dilakukan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah penggerak. Dalam waktu tiga tahun, sekolah penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri atau swasta di seluruh tahap untuk bergerak satu atau dua tahap lebih maju,” jelas Nadiem.
Tingkatan tertinggi adalah tahap empat yang mana sekolah menjadi sekolah yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan, berpusat pada murid, perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, refleksi guru dan perbalikan pembelajaran terjadi, dan guru dan kepala sekolah melakukan pengimbasan.
Sedangkan sekolah Penggerak bukanlah sekolah unggulan, tidak mengubah input, mengubah proses, dan meningkatkan kapasitas SDM. Program sekolah penggerak terdiri dari lima intervensi yakni penguatan SDM sekolah, pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, digitalisasi sekolah, dan pendampingan konsultatif dan asimetris.
“Pada 2021-2022, Sekolah Penggerak akan menyasar 2.500 sekolah di 34 Provinsi dan 111 Kabupaten/ Kota, dimulai dengan pendaftaran peserta oleh Kepala Sekolah di daerah penyelenggara sebelum 6 Maret 2020,” tandas Nadiem.
Usai Vidcon, Sekdakab Jombang, Akh Jazuli menyampaikan bahwa seluruh Kabupaten/ Kota di Jawa Timur sudah lampu hijau, artinya siap melaksanakan Program Sekolah Penggerak. Namun karena untuk pelaksanaan awal ini masih terbatas untuk 100 sekolah se Indonesia, maka kita belum termasuk yang ditunjuk. Tapi kita akan siap menyambut Program Sekolah Penggerak ini, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Agus Purnomo mengatakan bahwa Sekolah Penggerak adalah sekolah yang mempunyai Kepala Sekolah yang tidak hanya bisa mengatur operasional sekolah, akan tetapi juga harus mengerti proses pembelajaran siswa dan menjadi mentor bagi guru, dan guru harus berpihak ke para siswa. Sekolah Penggerak juga harus bisa menjadi penggerak sekolah yang lainnya. Jadi, mulai Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikannya betul – betul bisa menjadi pelopor dalam pengembangan kurikulum, berinovasi mulai dari pembuatan Silabus, model pembelajaran, bahan ajar dan metode pembelajaran yang sangat bagus, pungkasnya. (yn/lis)