Caption Foto : Nusa Amin saat beri pelatihan mewarnai ke peserta
mediapetisi.net – Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang menyelenggarakan pelatihan vokasi membatik dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan koperasi di masa pandemi Covid 19. Diikuti oleh Anggota Koperasi yang ada di Desa. Bertempat di BLK UPT Provinsi Jawa Timur Jalan Anggrek Jombang. Kamis (3/12/2020)
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang Rudy Bakhtiar saat dikonfirmasi mengatakan pelatihan vokasi batik kali ini diikuti 75 anggota koperasi dari 4 kecamatan yakni kecamatan Ngoro, Mojoagung, Bareng dan Wonosalam. Selanjutnya dibagi dalam 3 kelas dan masing – masing kelas sebanyak 25 orang.
“Dengan vokasi membatik ini, diharapkan bisa meningkatkan kualitas sumber daya Koperasi sebagai upaya pemberdayaan dan pengembangan koperasi di masa pandemi Covid-19 dan di masa pasca pandemi Covid-19. Selain itu, masyarakat bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan peserta yang ikut pelatihan mempunyai khas batik dari desanya, meski pelaksanaan pelatihannya singkat selama 3 hari,” harapnya.
Sementara itu, Kreator Batik Berkah Mojo Mojoagung Nusa Amin saat diwawancarai mengatakan membatik memang bukan hal mudah seperti batik tulis. Memang harus memiliki keahlian tersendiri bagi siapa pun yang hendak merasakan sensasi membatik tulis. Ternyata ada banyak keseruan saat membatik tulis pada peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.
“Meski sulit, membatik akan menawarkan sensasi dan rasa bangga tersendiri. Peserta yang mayoritas ibu – ibu ini merasakannya dalam pelatihan kelas membatik tulis ini yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Jombang,” ungkapnya.
Menurut Amin, mulai pertama menggoreskan canting ke kain, tangan auto-tremor (gemetar) dan membuat malam di dalam canting berjatuhan tak karuan di atas kain. Tapi bukan masalah, begitu menggoreskan lagi canting di bagian yang lain, tangan mulai lincah bergerak. Jangan senang dulu karena tidak lama tangan kembali gemetaran dengan alasan tangan kanan mulai terasa pegel. Sedangkan tangan kiri, banyak tetesan malam yang panas. Proses mencanting memang tak mudah, tapi terasa menyenangkan saat menemukan alurnya dan konsentrasi juga telaten.
“Ada sensasi sendiri saat memasuki sesi mewarnai karena mewarnai merupakan proses yang paling menyenangkan. Apalagi warnanya kami bebaskan memilih sesuai dengan motif batik khas desanya tetapi dikasih warna dasar. Karena bagian yang tadi dicanting akan berubah jadi putih. Sedangkan bahan kain akan berubah sesuai warna yang dipasang,” terangnya.
Usai mewarnai, kemudian dituntun ke tahapan berikutnya, yaitu proses finishing. Dalam tahapan ini, kain yang telah diwarnai akan dibalur dengan faiber glass, cairan khusus untuk memastikan warna menempel pada kain. Kemudian kain dikeringkan sejenak. Selanjutnya proses plorotan atau memasak kain di dalam air mendidih beberapa saat. Dilanjutkan dengan mencuci kain dan mengeringkannya dengan angin dan usahakan tak langsung terkena sinar matahari supaya warna tak nempel dengan yang lain, usahakan kain yang berwarna terang terlebih dulu yang dimasak.
“Melalui pelatihan membatik 3 hari ini, ibu – ibu bisa menyelesaikan dengan baik. Saya berharap agar masyarakat yang mendapatkan pelatihan ini, tak hanya berhenti melatih skill-nya saja, melainkan juga mulai memproduksi untuk bisa dipasarkan. Edukasi sangat penting tetapi kalau bisa, masyarakat juga memproduksi. Motif batik yang saya ajarkan sesuai dengan hasil desanya, semoga menjadi batik khas,” pungkas Amin. (yn)