Caption foto :

mediapetisi.net – Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Bongsorejo gelar Perayaan Unduh – Unduh dengan tema “Merah Putih”. Dihadiri Wakil Bupati Jombang, Forpimcam Diwek, Kepala Desa Grogol dan Jemaat GKJW Bongsorejo. Arak-arakan Unduh dari Gereja menuju Balai Pertemuan GKJW Bongsorejo Desa Grogol Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Minggu (5/5/2019)

Wakil Bupati Jombang Sumrambah SP. menyampaika bahwa Bupati Jombang  menitipkan pesan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semuanya karena telah melewati tanggal 17 April dengan baik, tentram, tanpa permasalahan apapun di Kabupaten Jombang. Jombang menjadi barometer, menjadi salah satu tempat studi untuk kerukunan umat beragama dan dalam beberapa waktu dekat ada beberapa negara yang masuk ke Jombang khusus untuk kajian menjalin hubungan antar umat beragama tanpa ada permasalahan, tetapi disini ada harmoni, saling menghargai, kebersamaan, kebersatuan, saling toleransi yang luar biasa.

“Ini menjadi sebuah pencerahan hampir mata dunia heran, negara besar seperti Indonesia dapat melakukan pilihan presiden, pilihan legislatif bersamaan tanpa ada pertengkaran, pertikaian, hal ini luar biasa untuk Indonesia, karena tidak mungkin menjadi babgsa yang besar jika terpecah belah,” tegasnya.

Menurut Sumrambah, unduh-unduh merah putih, bertema nasionalisme, tema kebangsaan, tema NKRI adalah harga mati. Semua itu menjalin ukhuwah persaudaraan, dalam agama islam mewajibkan kerukunan, mengharuskan toleransi, tidak ada dalam islam memperbolehkan mengintimidasi agama lain dengan perlakuan jelek, hal tersebut tidak ada. Sehingga jika ada, hal tersebut diluar ajaran agama Islam, karena di dunia ini tidak ada satupun yang meninginkan terjadinya perselisihan, apalagi pertumpahan darah. 

“Mari kita niatkan bersama  dalam perayaan paskah, unduh-unduh ini diniatkan untuk bersama menjaga kerukunan, agar dapat bersama pemerintahan kabupaten Jombang dapat membawa tugas untuk Jombang kedepan yang lebih baik,” harapnya.

Pendeta GKJW Bongsorejo Tri Kridhaningsih S.Si ketika diwawancarai mengatakan perayaan unduh-unduh itu dilakukan setiap tahun sekali kurang lebih setelah selesai panen pertama, jadi biasanya sekitar akhir april seluruh GKJW yang ada di Jawa Timur pada bulan Mei adalah bulan masa hari raya persembahan di seluruh GKJW tetapi tanggal minggunya berbeda.

“Tujuannya supaya mengingat bahwa selama ini sudah diberkati sejak lahir, unduh-unduh itu dari bahasa jawa ngundoh artinya ada sesuatu yang diambil dan sebagai manusia telah menikmati atau istilahnya mengunduh berkat Tuhan dari mulai lahir, contohnya udara yang dengan bebasnya dapat dinikmati. Tujuan hari raya persembahan ini dilakukan supaya mengingat semua yang di rasakan manusia itu karena Tuhan, jika melalui lelang natura itu adalah apa yang dulunya oleh margo, itu di persembahkan oleh gereja artinya dari Tuhan dikembalikan lagi kepada Tuhan melalui jemaat dan diikuti oleh seluruh masyarakat dusun Bongsorejo serta setiap desa kristen yang GKJW,” ungkapnya.

Lanjut Trida, rangkaian kegiatan mulai sabtu persiapan termasuk dekor dan mengambil barang peraga, serta 1 bulan yang lalu telah memberikan informasi kepada warga kalau hari raya persembahan itu tanggal 5 Mei setelah itu persiapan pemantapan rohani, mengingatkan agar selalu ingat berkat Tuhan, persialan kepanitiaan dan undangan, undangan Muspika, mengambil barang dari warga untuk dikumpulkan digereja dan dilakukan pencatatan, setelah ibadah ada lelang.

“Saya berharap jemaat semakin bersyukur. Tema besarnya merah putih karena hari raya kristen kemudian menjadi bagian dari bangsa Indonesia, besok juga saudara lain mulai memasuki ramadhan, ini istilahnya saling berhimpitan. Merah putih dari keberbedaan yang ada tetapi tetap satu Indonesia, supaya tetap bersama, bangsa indonesia nyaman, dapat melakukan hari raya lainnya,” pungkasnya. (yun)