Caption foto ketua PGRI saat sambutan
JOMBANG :Workshop training of trainer (TOT) smart learning and character center PGRI kabupaten Jombang. Aula SMKN 2 Jombang. Kamis (20/12/2018).
Acara workshop TOT SLCC dibuka oleh pembina APKS-PGRI Jombang yang mewakili ketua PGRI Jombang, Drs. Jumadi, M. Si. Hadir pula wakil dari PGRI Jawa Timur yang akan menjadi narasumber workshop TOT SLCC, serta anggota APKS-PGRI baik tingkat TK, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.
SLCC PGRI merupakan sistem e-learning yang membantu guru untuk aktivitas disekolah. Selain itu juga dapat menjadi pusat pengembangan dan peningkatan kompetensi guru dalam menghadapi teknologi 4.0 yang disisipkan dalam teknologi informasi yang kreatif dan inovatif.
Menurut pembina APKS-PGRI, Drs. Jumadi, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa, “SLC PGRI merupakan Konsep besar yang wajib disukseskan, yang nantinya akan lebih cepat berkompetensi memberikan pembelajaran yang lebih baik”.ucapnya
Tujuan diadakannya acara workshop ini, untuk memberikan pembelajaran kepada para guru agar tidak gagap teknologi, terutama teknologi 4.0 yang akan masuk dalam dunia pendidikan. Selain itu, untuk mencetak trainer yang akan mendampingi anggota PGRI lainnya. Ujar ketua panitia workshop TOT, Nur Hasan Effendi, S.Pd.
SLCC PGRI ini merupakan website berskala nasional yang nantinya digunakan untuk proses pembelajaran secara online. Jawa Timur merupakan provinsi pertama dan Jombang sebagai kabupaten pertama yang melaksanakan workshop TOT SLCC ini. SLCC nantinya digunakan untuk input materi pembelajaran yang dapat melakukan evaluasi, serta analisis menyeluruh terhadap hasil pembelajaran yang ada. Peserta yang mengikuti workshop TOT akan mendapatkan username dan password untuk dapat mengakses SLCC ini, lanjut Hasan.
Selain itu, Jumadi menambahkan, untuk mewujudkan tema pada ulang tahun PGRI beberapa waktu lalu yaitu, guru sebagai penggerak perubahan dalam era revolusi industri 4.0, maka SLCC ini dianggap sesuai untuk membantu mewujudkannya.
SLCC PGRI ini diharapkan dapat menambah kesejahteraan guru itu sendiri dan juga dapat menjadi percepatan pembelajaran. Selain itu, nantinya siswa tidak perlu lagi dilarangan membawa HP, tetapi justru dapat digunakan untuk proses pembelajaran berbasis Android, sehingga Hp bukan hanya sekedar untuk bermain tetapi juga untuk proses pembelajaran yang nantinya anak-anak akan siap di jamannya.“Meskipun demikian, teknologi dan mesin tidak dapat menggantikan kehadiran seorang guru”, pungkas Jumadi. (rin/yun)