caption foto : Pengurus PWNU Jatim yang dilantim
JOMBANG :Pelantikan pengurus PWNU Jawa Timur KH. M. Anwar Mansur sebagai Rais Aam Syuriah PWNU Jatim dan KH. Marzuki Mustamar sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim masa Khidmat 2018 -2023 dengan tema “Menyongsong Hari Santri Nasional 2018 Dedikasi Santri Untuk Indonesia Mandiri”.
Dihadiri Wakil Rais Aam PBNU, Ketum PBNU, Wakil Gubernur Jatim, Ketua DPRD Jatim, Perwakilan Pangdam V/Brawijaya, Kapolres Jombang, Perwakilan Dandim 0814/Jombang, Asisten 1, Pengasuh Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Pengasuh Ponpes se Jatim, Rais Syuriah PWNU Jatim, Ketua Tanfidziyah PBNU Jatim, Sekretaris PWNU Jatim, Ketua PCNU Jombang, Ketua PCNU se Jatim,Ketua PC Ansor Jombang, Anggota GP Ansor Kab. Jombang, Muslimat NU Kabupaten Jombang dan Santriawan santriawati Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar. Bertempat di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Kabupaten Jombang. Selasa (19/9/2018)
Ketua PWNU Jatim Masa Khidmat 2018 – 2023 KH. Marzuki Mustamar menyampaikan terima kepada semua pihak yang telah mendukung atas terselenggaranya pelantikan pengurus PBNU Jawa Timur ini serta mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pelaksanaan.
“Kami berharap di tiap Kabupaten mempunyai sekolah unggulan untuk merespon keinginan masyarakat yang ingin mensekolahkan anaknya di sekolah unggulan supaya dapat melahirkan penerus Bangsa yang mempunyai pondasi iman yang kuat serta dibangunnya rumah sakit NU yang semata mata untuk kepentingan umat,” ungkapnya.
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj menyampaikan tantangan orang Indonesia di depan mata, kezaliman di bidang politik, kezaliman dibidang ekonomi bahwa semua hasil tambang di Indonesia yang menentukan bukanlah kita namun yang menentukan adalah Amerika, kezaliman dibidang moneter dan kezaliman dibidang pendidikan.
“Tantangan kita yang lebih besar adalah bagaimana kita bisa dapat keadilan dibidang politik, pendidikan dan sosial di masa mendatang,” tandasnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur H. Syaifullah Yusuf biasa akrab dipanggil Gus Ipul ketika dikonfirmasi mengatakan bangga karena ke depan Nadhatul Ulama punya konsep unggulan dalam pendidikan maupun lainnya dan tantangan dibidang Aqilah perlu adanya kerja sama NU dengan pemerintah.
“Tantangan ke depan bukan hal yang mudah dalam menciptakan lapangan kerja dan pendidikan, paling dekat adalah Pilpres bagi ulama dan ustadz maupun tokoh agama yg lainya jangan mengeluarkan statemen yang dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat agar pelaksanaan Pilpres dapat berjalan dengan baik,” katanya.
Lanjut Gus Ipul, kemarin para Kiai sepuh se Jawa Timur berkumpul di rumahnya yang merupakan agenda rutin untuk silaturahmi dan musyawarah. Para kiai memberikan dan mendengarkan yang didatangi baik dari kubu Jokowi maupun kubu Prabowo. Bagi para kiai yang sudah memutuskan untuk mendukung Jokowi atau Prabowo, mereka sepakat untuk selain menghormati.
“Saya sendiri sampai saat ini belum menentukan pilihan dan tidak jadi juru kampanye siapapun karena masih menjabat sebagai Wakil Gubernur sampai 13 Februari 2018. Para kiai akan melakukan ijtihad politik berdasarkan akal sehat. Kiai yang datang diantaranya KH Zainuddin Jazuli dan KH Nurul Huda Jazuli dari pesantren Ploso, Mojo, Kediri, KH Miftachul Ahyar, Surabaya, KH Anwar Iskandar, Al Amin Kediri, KH Idris Hamid, Pasuruan, KH Nawawi Abdul Djalil, Pasuruan, serta KH Anwar Mansyur, Lirboyo Kediri dan lainnya,” pungkasnya.
Perlu diketahui, SK PBNU tentang Komposisi PWNU Jatim Masa Khidmat 2018 – 2023 dan Pelantikan 125 orang serta baiat para Ketua Lembaga di PWNU Jatim diawali Pembacaan SK oleh KH. Miftachul Akhyar (Wakil Rais Aam PBNU). (yun)