Caption Foto : Kepala Bidang Kebudayaan Heru Cahyono saat membuka Workshop
mediapetisi.net – Workshop yang diadakan dalam rangka Ekspresi Budaya 2023 dengan tema “Mengulas Babad Kebokicak dan Surontanu” serta pertunjukan sedi ludruk yang dibuka oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Jombang Heru Cahyono. Bertempat di Aula Universitas PGRI Jombang dan di taman inspirasi Universitas PGRI Jombang. Sabtu (7/10/2023)
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang Heru Cahyono menyampaikan, dengan munculnya yayasan Permata Bangsa Nusantara akan bisa memunculkan lembaga – lembaga kebudayaan lainnya, serta dapat mengekspresikan babat kebo kicak dan surontanu digelar.
“Harapan kami dengan adanya para yayasan Pertama Bangsa Nusantara dapat menjadi generasi penerus Bangsa, serta terus mengulurkan karya – karya seninya yang sangat fundamental,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Abdul Muchin saat diwawancarai mengatakan, workshop ini ditujukan kepada komunitas seni pegiat budaya, mahasiswa, dan masyarakat umum. Untuk mengikuti workshop ini melalui komunitas dan lewat medsos, pengumuman, dan melalui undangan.
Pertunjukan yang akan ditampilkan tidak membuang pakem ludruk jadi di pembukaan ada tari remo, setalah itu dilanjut dengan workshop materi tentang ludruk. Penampilan terakhirnya terdapat pagelaran seni ludruk yang menceritakan sejarah Jombang antara Kebokicak dan Durontanu.
“Kita menghadirkan beberapa narasumber ada peneliti sejarah dan budaya Jombang Nasrul Ilah, Dian Sukarno, Dr. Siti Maisaroh, M.Pd., dengan memberikan materi – materi mengenai seni terutama dalam seni ludruk,” tuturnya.
Lanjut Abdul Muchin, kegiatan ini bertujuan bagi para peserta mahasiswa/mahasiswi, masyarakat budaya yang bermaksud untuk menggali atau uri-uri budaya tempo dulu karena ludruk dan gambus harus dipertahankan serta dilestarikan agar mahasiswa, adik-adik dari pelajar bisa mengenang atau tahu tentang ludruk.
“Setelah mengikuti workshop harapannya dapat mensosialisasikan budaya asli Jombang yaitu bisa mengembangkan dan bisa diketahui oleh regenerasi istilah pemuda – pemuda yang tahu sejarah serta ikut tidak terpengaruh oleh budaya-budaya asing,” pungkasnya. (yr)