Caption Foto : Bimtek Pemberdayaan Kelembagaan sosial dimoderatori oleh Lia Istifhama
mediapetisi.net – Bimtek Pemberdayaan Kelembagaan Sosial dalam Peningkatan Kewaspadaan. Dihadiri kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) diwakili oleh Direktur Pencegahan BNPT Erfan Idris, Kepala Bakesbangpol Provinsi Jatim Eddy Supriyanto, Rektor UNDAR Amir Maliki Abitolkha, Segenap Pimpinan Universitas dan Sekolah Tinggi di wilayah Kabupaten Jombang, Pimpinan Ormas, Santri dan Mahasiswa serta Perwakilan Pemerintah Desa di Wilayah Kabupaten Jombang. Bertempat di Aula Universitas Darul ‘Ulum Jombang. Rabu (17/05/23)
Bimtek tersebut dimoderatori Lia Istifhama mengungkapkan, Pemberdayaan kelembagaan sosial dalam peningkatan kewaspadaan bekerjasama dengan Bakesbangpol Jatim, BNPT, dan UNDAR. Menyampaikan 3 materi diantaranya peran ideologi dalam kewaspadaan nasional, generasi milenial sebagai agen kewaspadaan nasional dan keagamaan.
“Materi pertama disampaikan oleh Kepala Bakesbangpol karena Bakesbangpol telah berkeliling ke beberapa pesantren sebagai bentuk upaya peningkatan kewaspadaan nasional. Sedangkan, materi kedua disampaikan Ema Umiyyatul Chusnah, dan untuk materi ketiga disampaikan oleh Rektor UNDAR Amir Maliki Abitolkha,” terang Lia.
Kepala Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur Eddy Supriyanto menyampaikan Bimtek diselenggarakan dalam rangka memberikan pembekalan kepada para siswa, mahasiswa, santri, tokoh masyarakat, ulama. Bimtek tersebut merupakan sinergi antara pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Universitas Darul Ulum, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme serta Pemerintah Kabupaten Jombang.
“Bersama-sama untuk menangkal serta mencegah paham radikal supaya tidak masuk ke Jombang dan kita dapat membangun bersama kerukunan, kebersamaan serta persatuan supaya Jombang aman,” ujarnya.
Harapannya, Bimtek tersebut bisa lebih dikembangkan ke tempat-tempat lain seperti pondok pesantren, universitas lainya serta daerah lainnya. Sehingga kebersamaan antara pemerintah, civitas, pihak kampus, pondok pesantren, masyarakat dalam membangun keamanan dapat terwujud serta para siswa maupun mahasiswa dapat belajar dengan baik untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan di masa depan, harap Eddy.
Sementara itu, Kepala BNPT diwakili oleh Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Erfan Idris menyampaikan, Bimbingan Teknis (Bimtek) dilaksanakan oleh Universitas Darul Ulum tentang wawasan kebangsaan harus diperkuat. Kegiatan tersebut yang ditekankan ialah keberlanjutannya, jika hanya satu kali tidak akan ada efeknya. Tetapi, bagaimana mahasiswa baik secara pribadi maupun kelembagaan, mungkin kelembagaan perguruan tinggi menindaklanjuti.
“Contoh, memasukan kedalam kurikulum atau sesering mungkin diadakan pelatihan yang menghadirkan Kesbangpol, perguruan tinggi, BNPT serta pemerintahan terkait bagaimana mencerahkan generasi penerus. Mereka tidak salah, tetapi mereka mencari menu lain. Akhirnya jika tidak ada menu lain diatas meja mereka selain menu radikal maka itu yang terpapar, sehingga kita harus melengkapi menu-menu mereka dengan kearifan lokal, kebhinnekaan serta agama,” jelasnya.
Lanjut Erfan, bagaimana generasi milenial harus memiliki jati diri, tidak menjadi korban media sosial karena saat berselancar di internet sangat mudah tetapi tidak punya jati diri. Sebagai bangsa besar dan mempunyai empat konsesnsus dasar kebangsaan dengan kearifan lokal sehingga harus memiliki jati diri, karena radikalisme seperti virus tidak kelihatan tetapi tiba-tiba terpapar.
“Harapan saya, ada pendekatan untuk mengajak masyarakat, pemerintah, akademisi, pengusaha serta media. Khususnya media, tidak hanya headlinenya yang dilihat tetapi bagaimana membaca, bagaimana cara memahami serta siapa sumber berita tersebut. Jika tidak jelas sumber beritanya itulah yang biasa memprovokasi. Indonesia ini sangatlah besar dan mudah untuk disusupi berbagai macam paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila,” papar Erfan.
Ditempat sama, Rektor UNDAR Jombang Amir Maliki Abitolkha menyampaikan Bimtek tersebut dilakukan karena tahun politik dan mencegah agar tidak terpengaruh sebab banyak isu liar. UNDAR mempunyai kerjasama dengan Badan BNPT, tentu program BNPT tidak ada unsur terorisnya dan menggunakan prinsip pencegahan waspada nasional. Pada dasarnya hal tersebut konsep sederhana kehidupan berbangsa dan bernegara tetap dijaga.
“Maka bertemulah acara ini meliputi kampus, Pemprov melalui Bakesbangpol, dan BNPT. Sebab munculnya radikalisme dan terorisme susah untuk dideteksi, bisa ada dimana-mana, kapan saja. Oleh karena itu, kita mengundang dari unsur pondok pesantren, ormas, LSM, dan mahasiswa guna membangun kefahaman bahwa tugas menjaga kewaspadaan nasional menjadi tugas bersama,” ungkapnya.
Menurut Amir, yang dapat disumbangkan oleh UNDAR seperti pemikiran dan kajian akademik. Maka dari itu, terkait MOU tersebut UNDAR mengajak BNPT untuk membuat kegiatan secara bersama-sama. Sedangkan, konteks daerah yang menjadi domain program pokok sekaligus dengan bakesbangpol menjadi 1 judul yaitu menjaga dan mengembangkan kewaspadaan nasional.
“UNDAR juga memberi pemahaman tentang modernisasi agama melalui memberikan kajian, kerjasama dengan para pihak. UNDAR merupakan kampus trisula yakni kampus akademik, thoriqoh, lingkup pondok, UNDAR mempunyai ciri khas tersendiri yaitu setiap Senin pon Rektor, Wakil Rektor, Dosen wajib memakai sarung. Pesan saya, mahasiswa untuk lebih berpedoman pada trisula, aktualisasikan disetiap spek kehidupan,” tandasnya. (iin)