Caption Foto : Gubernur Khofifah bersama desainer dan Ketua Dekranasda serta Ketua Bhayangkari

mediapetisi.net – Rangkaian Peragaan Busana Batik menjadi puncak gelaran Canthing Jawi Wetan Go Global (CJWGG) tahun 2022 besutan Pemerintah Provinsi Jatim bersama Bhayangkari Jatim resmi ditutup. Even ini menampilkan peragaan busana batik dari 38 Kabupaten/Kota Jatim yang diwujudkan dalam 15 busana karya desainer kondang Denny Wirawan dan juga 20 busana karya Edward Hutabarat. Senin Malam (28/3/2022)

Satu persatu karya batik para desainer tersebut ditampilkan secara apik dan menarik. Puteri Indonesia Ayu Maulida pun turut tampil mengenakan karya batik khas Jawa Timur. Peragaan busana ini sukses memukau para pengunjung dan berhasil mengangkat daya saing batik Jatim menjadi karya istimewa yang layak go internasional.

Gubernur Khofifah mengajak semua pihak untuk membangun satu cita-cita bersama mewujudkan batik Jatim dikenal, digemari dan digunakan masyarakat Indonesia bahkan internasional.

“Ada harapan dan semangat bersama agar batik Jawa Timur nantinya bisa menjadi bagian dari pengayaan di _Paris Fashion Week_ atau _New York Fashion Week_ , _why not?_ Saya rasa kesempatan-kesempatan itu harus kita bangun dan kita siapkan,” ungkapnya.

Bukan tidak mungkin, Khofifah bahkan bercerita bahwa batik asal Jatim saat ini sudah mulai merambah kancah internasional. Salah satu diantaranya, batik asal Blitar Jatim telah dikenakan oleh pebasket NBA, Justin Holiday. Selain Blitar, batik asal Tulungagung juga telah tembus dunia internasional. Begitu pula batik gedog Tuban serta batik gentongan Tanjung Bumi Bangkalan.

Menurut Khofifah, batik akan lebih memiliki nilai jual dan estetika yang tinggi ketika mendapat sentuhan dari figur yang tepat. Baik desainer, model dan jejaring market yang kuat, akan bisa memberikan referensi bagi masyarakat luas.

“Saya rasa semangat kita untuk bisa membuat batik 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur naik kelas sangat luar biasa. Memang harus ada sentuhan desainer kondang, harus ada sentuhan dari peraga busana, para model, dan harus ada jejaring market yang kuat untuk bisa membuat batik kita makin dikenal,” tuturnya.

Gubernur Khofifah mengajak semua yang hadir langsung maupun yang virtual untuk menggali filosofi dari kebesaran Majapahit. Pasalnya, gelaran peragaan busana batik ini merepresentasikan dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sehingga sepatutnya ada semangat filosofis yang mampu semakin merekatkan daerah-daerah di Jawa Timur dan Indonesia.

“Kita sengaja menggelar peragaan busana dengan venue di altar Tugu Pahlawan agar menguatkan semangat heroisme optimisme Jatim bangkit. Karena di seluruh dunia Tugu Pahlawan ya hanya di tempat ini, suasanya adalah menggali filosofi kebesaran Majapahit,” terangnya.

Atas terselenggaranya CJWGG 2022 ini, Gubernur Khofifah berharap bisa menjadi upaya pelestarian dan pengembangan wastra seperti batik dan tenun dari setiap Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

“Terima kasih Ibu Dokter Ully Nico Afinta, ketua Bhayangkari Jawa Timur yang sudah menginisiasi rangkaian kegiatan selama 3 hari dari tanggal 26 sampai 28 sore keseluruhan rangkaian pameran batik telah ditutup,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Khofifah juga menghadiri acara Ulas Buku Canthing Bhayangkara Bumi Jawi Wetan karya Ketua Bhayangkari Jatim, Ully Nico Afinta. Secara khusus, Khofifah mengapresiasi terbitnya buku yang sarat akan informasi terkait batik Jatim. Bahkan ia menyebut buku ini menjadi penguat sumber referensi terkait batik khas bumi Majapahit, Jawa Timur.

“Buku ini menjadi referensi dan bukti keanekaragaman kearifan lokal dari Jawa Timur yang dimulai dari sejarah batiknya. Mudah mudahan ini menjadi basis dari penguatan akan pentingnya menggali dan menghidupkan kembali kearifan budaya lokal,” tandasnya.

Senada dengan Gubernur Khofifah, selaku penggagas Buku Canthing Bhayangkari Jawi Wetan, Ully Nico Afinta menyebut bahwa salah satu tujuan dari satu tujuan dari terbitnya buku ini adalah untuk memperkenalkan Batik Jawa Timur ke pasar yang lebih luas.

“Harapannya untuk mendongkrak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah situasi lesu akibat pandemi Covid-19 supaya para pengrajin batik bisa memiliki peluang pasar yang lebih luas. Oleh karena itu Bhayangkari Jatim bekerja keras untuk terus memperkenalkan Batik Jatim di ranah yang lebih luas,” pungkasnya. (hms/lis)