Caption Foto : Pemandu Nusa Amin dari Berkah Batik Mojoagung saat mengajar ke peserta pelatihan

mediapetisi.net – Dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan koperasi di masa pandemi Covid-19, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang menyelenggarakan pelatihan vokasi membatik gelombang 2. Diikuti oleh Anggota Koperasi Wanita yang ada di Desa. Bertempat di BLK UPT Provinsi Jawa Timur Jalan Anggrek Jombang. Selasa  (8/12/2020)

Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang Rudy Bakhtiar mengatakan pelatihan vokasi membatik gelombang 2 kali ini diikuti 100 anggota dari koperasi wanita. Pelatihan kali ini dibagi menjadi 4 kelas yang terdiri dari kelas A 25 orang anggota Koperasi batik Jatipelem, kelas B 25 orang dari kecamatan Mojowarno, Jogoroto, Diwek, dan Jombang. Sedangkan kelas C 25 orang dari kecamatan Gudo, Perak, Bandarkedungmulyo, Peterongan, Tembelang dan Megaluh. Untuk kelas D juga 25 orang dari kecamatan Sumobito, Ploso, Plandaan, Kudu, Kabuh, Kesamben dan Ngusikan.

“Kami berharap, peserta yang mengikuti pelatihan vokasi membatik ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya Koperasi sebagai upaya pemberdayaan dan pengembangan koperasi di masa pandemi Covid-19 dan di masa pasca pandemi Covid-19. Meskipun pelatihan dilakukan dalam waktu 3 hari mulai tanggal 4, 7 dan 8 Desember 2020. Selain itu, masyarakat bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan punya khas batik dari desanya,” harapnya.

Sementara itu, pelatihan dipandu oleh Nusa Amin seorang Kreator Batik Berkah Mojo Mojoagung mengatakan bahwa membatik memang bukan hal mudah seperti batik tulis. Memang harus memiliki keahlian tersendiri bagi siapa pun yang hendak merasakan sensasi membatik tulis. Karena masa pandemi Covid-19 mempengaruhi sektor ekonomi, untuk itu dengan adanya pelatihan vokasi membatik dari Dinas Koperasi bisa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan bagi Anggota Koperasi Wanita yang ada di Desa.

“Selain itu, belajar membatik untuk mengenal lebih jauh tentang batik yang pada akhirnya akan lebih menghargai kain batik. Dengan pelatihan ini diharapkan akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kain batik. Hal ini penting mengingat pada saat ini masih banyak warga masyarakat yang kurang menghargai karya batik. Karena masyarakat masih banyak yang memiliki persepsi salah tentang batik, dan masih banyak yang tidak bisa membedakan antara kain batik dengan tekstil bermotif batik, atau yang dikenal dengan batik printing,” terangnya.

Menurut Amin, membatik yang sulit itu dalam pengerjaan dan pewarnaan, makanya butuh orang yang telaten dan minat. Pelatihan yang dilaksanakan dalam waktu 3 hari hari tersebut, peserta bisa mengikuti proses produksi batik mulai dari menyanting (membuat klowong), mewarnai dengan colet dan celup warna dasar serta melorot. Peserta pelatihan langsung mengikuti proses yang berlangsung dan dapat menyelesaiakan karyanya hingga menjadi batik. Kali ini untuk kelas B, C dan D warna Remasol dan Indigosol, sedangkan untuk kelas A warna Naptol. 

“Saya berharap, dari pelatihan vokasi  membatik ini, diharapkan akan menghasilkan pembatik yang bisa diandalkan, professional dan kompeten yang bisa memunculkan usaha mikro baru di usaha batik. Apa yang saja ajarkan bisa dikembangkan untuk memproduksi batik dan hasil batiknya bisa dipasarkan oleh peserta sehingga menjadi branded di daerahnya,” ungkapnya.

Sri Agus Tutik salah satu peserta vokasi membatik dari Koperasi Wanita Amanah Jatipelem menyampaikan terima kasih kepada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Jombang yang telah mengadakan pelatihan vokasi membatik dan Pemandu pelatihan yang telaten memberi pelajaran kepada para peserta. 

“Kami diberi pelajaran mulai proses membatik yakni menggoreskan canting ke kain. Kalau sudah selasai selanjutnya mewarnai sesuai dengan motif batik khas desanya tetapi dikasih warna dasar. Karena bagian yang tadi dicanting akan berubah jadi putih. Sedangkan bahan kain akan berubah sesuai warna yang dipasang. Kain yang telah diwarnai dibalur dengan faiber glass, cairan khusus untuk memastikan warna menempel pada kain. Kemudian kain dikeringkan sejenak,” jelasnya. 

Terakhir proses plorotan atau memasak kain di dalam air mendidih beberapa saat terus mencuci kain dan mengeringkannya dengan angin dan usahakan tak langsung terkena sinar matahari supaya warna tak nempel dengan yang lain, usahakan kain yang berwarna terang terlebih dulu yang dimasak. Setelah itu hasil batiknya kelihatan. “Saya ingin mengembangkan kemampuan saya dalam membatik bersama anggota koperasi yang lain untuk memajukan koperasi di desa saya,” pungkasnya. (lis)