Caption Foto : Suasana dialog

mediapetisi.net – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jombang melaksanakan dialog yang dipandu oleh Kasubag. Humas RSUD Jombang dr. Fery Dewanto terkait pelayanan terbaik di era new normal karena RSUD Jombang sebagai rumah sakit tipe B pendidikan dengan predikat akreditasi paripurna dan rumah Sakit dengan Tingkat Kepatuhan BPJS Terbaik sehingga masyarakat tidak usah khawatir berobat dan periksa kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan. Rabu (26/8/2020)

Dalam kesempatan itu, dr. Dahlia Prihandini, M.Kes Kepala Instalasi Rawat Inap RSUD Jombang menyampaikan RSUD Jombang telah siap melayani masyarakat Kabupaten Jombang di era new normal. Semua pelayanan sudah ditata untuk melayani masyarakat, misalnya untuk pelayanan bagian poli pasien dapat mendaftar melalui online dengan whatsapp. ”Sehingga saat tiba di RSUD Jombang pasien tidak perlu antre, nanti akan akan petugas kami yang mendata. Ini kita lakukan sebagai upaya physical distancing,’’ ujarnya.

Namun bagi pasien yang mendaftar langsung di RSUD Jombang juga akan dilayani dengan baik. Tentunya, untuk mencegah penularan, pihak RSUD sudah memasang pembatas kaca guna meminimalisir resiko percikan mikro droplet antara masyarakat dan petugas. Selain itu tenaga kesehatan juga  memakai APD level 2. ”Setiap masyarakat dan pasien wajib bermasker begitupun untuk nakes,’’ tegasnya.

Diruang tunggu, RSUD juga menerapkan physical distancing berupa batasan duduk berjarak. Baik di dalam maupun diluar. Itu dilakukan agar tidak ada kerumunan dalam antrian di RSUD Jombang. Di era new normal ini, pihaknya juga mengatur ulang beberapa ruang untuk pelayanan pasien. Misalnya disediakan ruang isolasi transisi dan central. ”Ruang isolasi transisi kita siapkan untuk pasien reaktif ECLIA test namun belum positif PCR. Sedangkan, pasien isolasi central kita siapkan untuk PCR positif sesuai standart pelayanan Kemenkes,’’ jelas dr. Dahlia. 

Terbukti, dengan pelayanan maksimal yang diberikan RSUD Jombang sejak Maret sampai Agustus prosentase kesembuhan pasien Covid-19 memuaskan. ”Sejak maret ada 282 pasien yang kita rawat, dengan kesembuhan mencapai 67 persen atau sebanyak 189 pasien dinyatakan sembuh,’’ paparnya.

Sementara itu, nara sumber kedua dr. Nurlela Damayanti Spesialis Paru RSUD Jombang mengatakan penderita  yang datang ke RSUD Jombang melalui UGD dilakukan amanesia (pemeriksaan fisik) yang ada dalam lembar screening berisi data pasien yang mengarah atau tidak kecurigaan covid 19 atau bukan, kalau dari data screening tidak mengarah pada positif covid 19 maka penderita akan dialihkan ke tempat yang bukan ruang untuk penderita covid. 

“Nah, dari situ, dari awal kita sudah memilah, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,  tidak perlu mendengar itu-itu, karena begitu masuk pun kita sudah pilah, apakah itu penderita masuk dalam penderita covid atau bukan. Untuk penderita yang masuk dalam golongan covid dari hasil screening akan dilakukan amanesia yang sangat luar biasa dan diharapkan untuk terbuka dan jujur dari pasien sehingga petugas melalui jawaban tersebut menjadi petunjuk untuk menyatakan benar-benar mengarah ke covid atau bukan,” ungkapnya. 

Pemeriksaan selanjutnya, pemeriksaan PCR, dalam hal ini petugas sudah memiliki alur dan standar operasional yang jelas sehingga tidak memungkinkan penderita bukan covid dinyatakan covid, karena sejak awal sudah dilakukan pemeriksaan antara yang covid maupun bukan sesuai dengan tata laksana. Selain itu juga telah memiliki ruangan zonasi yang dari penderita covid dengan gejala yang ringan, tanpa gejala, gejala berat hingga gejala yang kritis karena covid merupakan virus baru dengan banyak gejala atau 1000 wajah, sehingga mungkin pada saat itu tidak didapatkan hasil yang positif, namun dari analisa kecurigaan fisik mengarah ke penderita covid,. Harus diperlakukan sebagai penderita covid sampai terbukti tidak penderita covid, sehingga dari hal tersebut masyarakat kurang memahami, namun petugas juga tidak serta merta melihat hal tersebut tetapi dari pemeriksaan amanesia dan gejala yang ada, jelas dr. Nurlela.

Nara sumber ketiga dr. Heri Wibowo merupakan pasien covid yang sudah sembuh menceritakan awalnya merasa tidak enak badan pada tanggal 16 Juli 2020 sehingga tidak masuk kantor dan langsung melakukan pemeriksaan darah  tanggal 18 dan hasilnya tidak terdapat masalah atau infeksi, seninnya rapid hasilnya negatif dan periksa ke mojowarno di rontgen hasilnya bagus, tetapi terdapat keluhan panas, badan sakit semua, hidung tidak dapat membau, nafsu makan hilang dan tidak ada sesak. 

“Saya sebagai dokter yang banyak kontak dengan pasien dan menyiapkan diri dengan menggunakan APD yang benar menurut pendapat dirinya. Akhirnya saya bersama istri berinisiatif memeriksakan diri ke IGD RSUD Jombang dan dilakukan screening dan PCR hasilnya menunjukkan positif dan langsung dimasukkan dalam ruangan isolasi central. Kami mengapresiasi rekan medis dan perawat yang skillnya menggunakan hazmat masih dapat mengambil sampel dengan tepat oleh satgas analisis dan SDM yang ditempatkan di ruang isolasi berkualitas,” urainya.

Kondisi dr. Heri  sempat mengalami kesulitan bernafas selama 3 hari. Saat sesak nafas diminta perawat untuk duduk ditepi tempat tidur dan kepala menggunakan bantal bersendekuh sehingga sudah dapat bernafas dan paginya sudah enak bernafas setelah oksigen, antibiotik, dan antivirus sudah diberikan tetapi nafas masih sulit bernafas, namun dengan ganti position, titik balik yang dapat membuat bernafas kembali dan hal tersebut yang penting, edukasi kepada masyarakat.

“Kami berada di ruangan isolasi selama 21 hari tidak keluar kamar, karena kesulitan dalam berkomunikasi antara pasien dan perawat sehingga menggunakan telfon dengan akses yang sangat bagus dan menggunakan CCTV dengan monitoring yang bagus.  Apresiasi setinggi-tingginya untuk tim medis RSUD Jombang yang luar biasa handal dan tangguh.  Alhamdulilah saya dan istri sudah sembuh dan sehat. Kepada masyarakat umum tidak usah takut untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUD Jombang,” urainya.

Menurut dr. Heri tidak hanya pelayanan dan penanganan medis yang memuaskan di RSUD Jombang. Namun juga dengan edukasi yang dilakukan terhadap ke pasien menjadi salah satu faktor kesembuhan. ”Istri saya (Dr. Ririn Probowati) juga positif, kami komunikasi terus melalui telfon yang disediakan dan alhamdulilah responnya cepat,’’ tambah dokter di Puskesmas Jogoloyo ini. 

Sebagai dokter yang juga pernah merasakan bagaimana Covid-19 itu, ia berpesan agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan. ”Covid-19 itu ada dengan 1000 wajah. Untuk itu jika ada gejala harus segera diperiksakan. Namun yang tidak kalah penting adalah pencegahan dari kita sendiri. Sehingga wajib pakai masker dan lakukan protokol pencegahan Covid-19 dimanapun berada,’’ pungkas dr. Heri. (yn)