Caption Foto : Suasana Diskusi

mediapetisi.net – Diskusi dan bedah buku dengan tema “Menjerat Gus Dur” yang diselenggarakan oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dan Forum UNHASY. Dihadiri Rektor UNDAR Jombang, Wakil Rektor III UNHASY, Penulis Buku Menjerat Gusdur, Ketua Gusdurian Jombang dan Perwakilan mahasiswa dari beberapa Universitas di Kabupaten Jombang. Bertempat di Aula Hasyim Yusuf Ponpes Tebuireng Jombang. Kamis (20/2/2020)

Ketua Pelaksana Ali Mudzakar mengetahui bagaimana awal mula Gusdur di lengserkan dan diharapkan setelah mengetahui kita tidak usah membenci mereka yang melengserkannya, karena Gusdur pun tidak membencinya, Gusdur rela mundur demi persatuan Rakyat Indonesia, ujarnya.

Sementara itu Dr. H. Mif Rokim M.A Dosen UNHASY mengatakan pada tanggal 20 Oktober 1999 menjadi hari yang bersejarah Gus Dur di lantik menjadi Presiden dan pada pidato pertamanya beliau berkomitmen menegakkan keadilan, menegakkan kesejahteraan rakyat Indonesia dan menjaga disintegrasi Bangsa. Beberapa kebijakan yang sudah dilaksanakan diantaranya meningkatkan ekspor dan mengurangi impor sehingga menciptakan stabilitas ekonomi, gaji pegawai di naikkan luar biasa serta nilai nilai kemanusiaan diterapkan di Indonesia. 

“Gus Dur berhadapan dengan yang namanya krisis demokrasi, dan konsekuensinya Gusdur berhadapan dengan persekongkolan yang dahsyat mulai dari perdagangan, keagamaan, politikus semua bersekongkol. Lakukan diskusi karena forum ini direkomendasi dan di publikasikan sehingga forum ini benar – benar membawa manfaat,” ungkapnya.

Sedangkan Verdika Rizki Utama Penulis Buku Menjerat Gus Dur mengatakan bahwa pertama kali menemukan dokumen – dokumen di kantor DPP Golkar pada bulan Oktober 2017 pada saat renovasi gedung DPP Golkar, dalam buku tersebut Gus Dur berada pada masa transisi, masa transisi adalah masa yang sangat penting bagaimana akan menentukan arah perjalanan bangsa. Gus Dur menjadi Presiden bukan ambisi Politik tapi seorang Negarawan yang membela kaum minoritas.

“Gus Dur memang kalah dalam urusan Politik namun tidak kalah dengan prinsip, kekuasaan dilengserkan itu tidak mungkin hanya kekuatan Nasional tetapi pasti ada peran Internasional. Perlu diingat saya menulis buku ini berdasarkan dokumen bukan berdasarkan sentimen pribadi. Buku ini juga membangkitkan lagi memori, yang mana mengambarkan pribadi Gus Dur yang tidak mau balas dendam tentang pelengseranya,” terangnya.

Rektor UNDAR Jombang Dr. Amir Maliki Abitolkha M.Ag mengatakan bahwa masa dulu dengan sekarang beda dimana kami aktivis pada masa itu tetap selalu menghormati tokoh dengan menyebut panggilan Bapak, Pak, dan sebutan yang menandakan sebuah penghormatan, beda dengan anak-anak sekarang, budaya itu sudah tidak ada menyebut tokoh dengan sebutan nama saja.

“Kami berencana akan menjadikan buku menjerat Gus Dur ini sebagai bahan ajar wajib di Fakultas Sospol Universitas Darul Ulum, Ilmu politik itu sangat penting. Gus Dur bisa dikalahkan karena jamaahnya tidak faham politik dan tidak siap untuk di konsolidasikan yang paling baik dalam isi buku ini adalah cara cerdas bagaimana menjatuhkan orang,” tandasnya.

Selanjutnya Aan Anshori Ketua Gusdurian Jombang mengatakan bahwa ada prinsip dalam politik lebih baik menang curang daripada kalah terhormat. Gus Dur melawan prinsip tersebut sendirian dengan gagah berani, beliau melawan politik sektarian, Korupsi, pelanggar HAM dan menegakkan Supremasi Sipil atas Militer, oleh sebab itulah kenapa Gus Dur di hajar ramai ramai oleh lawan politiknya, sehingga beliau dapat dilengserkan, pungkasnya.