Caption Foto : Bupati Jombang saat sambutan

mediapetisi.net – Festival Batu Gilang dengan menampilkan berbagai pertunjukan budaya, Kirab pusaka warga, teatrikal Ronggolawe dan parade sepeda kuno yang dimulai dari Gapura Desa Mojokrapak hingga ke Patilasan Batu Gilang. Bupati Jombang ikut dalam kirab budaya dengan menaiki kereta kencana didampingi oleh Kepala Desa Mojokrapak dan membuka secara resmi festival batu Gilang. Minggu (8/12/2019).

Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab sangat mengapresiasi festival batu Gilang dan pemerintah Desa Mojokrapak yang setiap tahun berinovasi, dengan harapan hal tersebut dapat dicontoh oleh desa-desa lain di Kabupaten Jombang. Festivasl ini merupakan pendukung, pendorong dan penggerakan Desa Mojokrapak dan desa lainnya dengan menjadikan festival batu Gilang sebagai inspirasi bagi desa lain di Kabupaten Jombang.

“Kepada seluruh Desa dan OPD di pemerintahan Daerah Kabupaten Jombang harus memiliki terobosan baru yang nantinya tidak hanya dapat menjadi event daerah, bahkan event Provinsi dan Nasional. Ini merupakan bentuk menghargai alam yang merupakan ciptaan Tuhan, bukan bentuk pemujaan kepada batu. Pencak silat, jaranan, patrol dan kesenian lainnya yang ditampilkan pada saat kirab adalah warisan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan,” ungkapnya.

Bahkan, Lesbumi Pusat, Abdullah wong menyampaikan, “Setiap benda itu perlu dihormati, tetapi pada tempat dan porsinya, serta tidak berlebihan. Ini merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada alam sebagai bentuk kepedulian kepada alam semesta yang juga harus diiringi dengan kepedulian antar sesama umat manusia, terutama kepada Tuhan yang maha Esa. Batu giring ini diharapkan hanya sebatas dijadikan simbol penghormatan dari masyarakat yang darinya dapat menghormati segala sesuatu yang ada disekitarnya,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Mojokrapak, Warsubi menambahkan bahwa, Desa Mojokrapak terdiri dari 7 dusun, yakni Gilang, Sugihwaras, Krapak, Ngledok, Bulak, Gondang dan Plembon. Selain itu Festival batu Gilang diselenggarakan selama seminggu, diantaranya bazar, pentas seni, kirab budaya dan ditutup dengan seribu rebana dan merupakan wisata edukatif ide pemuda Gilang yang menjadikan patilasan Batu Gilang sebagai wisata.

“Momen ini sangat baik untuk menginspirasi generasi muda Desa Mojokrapak yang juga didukung oleh pemerintah daerah, pemerintah Kecamatan maupun pemerintah Desa yang diharapkan mampu menjadi inspirasi Desa lainnya untuk kemajuan Kabupaten Jombang dan Indonesia. Kepada generasi muda, mari kita lestarikan budaya bangsa yang telah ada dengan sebaik-baiknya, walaupun kita sudah sangat tinggi ilmu teknologinya, tetapi warisan leluhur bangsa ini harus tetap dipertahankan, ditegakkan dan terus dilestarikan. Inovasi ini sebagai bentuk peningkatan ekonomi masyarakat dengan menggerakkan potensi yang ada,” terangnya.

Warsubi juga menjelaskan tentang sejarah batu Gilang yang merupakan sebuah patilasan yang telah ada sebelum masa kemerdekaan dan masa penjajahan, bahkan para leluhur babat alas Desa Mojokrapak dimulai dari dusun Gilang tepatnya di patilasan batu Gilang yang juga sebagai tanda peperangan Ronggolawe yang terjadi di sungai Tambak beras yang masyarakat banyak lari ke Gilang yang dahulu merupakan hutan yang sangat lebat.

“Para pejuang bahkan banyak yang menyembunyikan diri ke Dusun Gilang dari kejaran Belanda pada saat itu juga dimulailah babat alat hingga ke pohon Mojo yang rapak sehingga diberikan Mojokrapak. Sejarah ini ditulis namun belum dipublikasi dan dicatat dari berbagai narasumber yang nantinya harus jelas asal usulnya dan telah dibukukan yang nantinya akan segera dipublikasikan,” pungkasnya. (rin)