Caption Foto : Kabid Kesehatan Masyarakat dr. Wahyu saat membuka pelatihan
mediapetisi.net – Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang melaksanakan Optimalisasi Pelayanan Bayi Berat Badan Lahir Rendah bagi Puskesmas dan Refreshing Maternal Perinatal Death Notificatiin (MPDN) dibuka oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dr. Wahyu Sri Harini. Nara sumber dari dokter Spesialis Anak dan IT. Diikuti 180 bidan dari Rumah Sakit Negeri maupun dan Puskesma se Kabupaten Jombang. Bertempat di ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang. Kamis (26/9/2024)
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Jombang dr. Wahyu Sri Harini menyampaikan kegiatan tersebut dalam rangka menyebarkan kembali pengetahuan juga keterampilan petugas dalam hal tata laksana untuk bayi baru lahir dengan berat badan yang rendah, kemudian juga terkait dengan refreshing pengisian dari MPDN (Maternal Perinatal Death Notificatiin) dari pencatatan pelaporan untuk kematian bayi dan ibu.
“Jadi itu supaya teman-teman bisa mendapatkan data yang benar-benar lengkap sehingga bisa melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi normalisasi untuk kematian Ibu di kabupaten Jombang. Mulai tahun 2024 sampai saat ada 18 kematian ibu dan datanya bergerak. Kemudian untuk yang kematian bayi itu ada 118 disebabkan ada yang kesulitan nafas pada saat lahir itu kemudian juga dari bayi baru lahir yang berat badannya rendah itu. Makanya salah satu kegiatan saat ini adalah menghadirkan dokter spesialis anak untuk upaya-upaya kita bagaimana tata laksana bayi baru lahir,,” terangnya.
Menurut dr. Wahyu, faktor itu penyebab dari bayi berat rendah bisa dari nutrisi ibu saat hamil sehingga dari hulunya harus menyiapkan mulai dari remaja putri juga siapkan dan kita sudah mengenalkan tentang tambah darah pada remaja putri dan nutrisi yang seimbang untuk remaja putri. Jangan sampai nanti anak-anak kita kurang perhatian apa yang dikonsumsi karena dia nanti juga menjadi calon ibu dia nanti juga mengalami anemia seperti itu karena ini juga nanti beresiko dan katanya panjang sampai akhirnya muncul kejadian seperti itu.
“Sebagai upaya pemerintah, kita dari Dinas Kesehatan sudah mengawal sebenarnya mulai remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah, makan bersama dengan kegiatan aksi bergizi. Nutrisinya mulai pagi disiapkan harus sarapan pagi karena ada aktivitas fisik. Cuma yang menjadi kendala kadang-kadang anak-anak remaja putrinya nggak mau minum penambah darah dan minumnya ini loh yang pemantauan untuk minumnya kurang. Untuk itu, sebagai orang tua harus mengingatkan anaknya konsumsi apa saja yang terbaik untuk kesehatan,” jelasnya.
Tidak hanya itu, banyak yang dilakukan pemerintah selama kehamilan, kalau dulu minimal 4 kali periksa selama kehamilan, tetapi sekarang oleh pemerintah diwajibkan sampai periksa 6 kali selama kehamilan secara gratis. Pemeriksaan dimulai tiga bulan pertama satu kali, di 3 bulan kedua itu dua kali, di 3 bulan ketiga itu tiga kali dan itu minimal ya. Kita juga sudah menyiapkan pemeriksaan USG di Puskesmas dan kita siapkan dengan dokter-dokter yang terlatih untuk pemeriksaan. USG bisa dilakukan pada trimester 1 dan trimester ketiga. Karena program ini gratis, tolong masyarkat Jombang.
Dalam kesempatan ini juga mendatangkan Ahli IT, karena Maternal Perinatal Death Notification merupakan aplikasi yang ditujukan khusus membantu pelaporan Kematian Ibu dan Perinatal di Indonesia secara cepat dan menyeluruh. Setiap pelaporan akan terkumpul secara berjenjang di tiap tingkatan wilayah dan men-trigger pemberitahuan ke setiap pengampu yang ada di wilayah kematian ibu dan tingkatan wilayah di atasnya hingga level nasional.
“Jadi pelatihan ini juga untuk meningkatkan kapasitas SDM Pengelola Aplikasi MPDN, meningkatkan kualitas data kematian ibu dan bayi (AKI/AKB) serta meningkatkan sistem surveilans dan ketersediaan data kematian ibu dan bayi,” pungkas dr. Wahyu. (yn)