Caption Foto : Pimpinan DPRD Kabupaten Sragen saat diterima Ketua DPRD Jombang Mas’ud Zuremi.
mediapetisi.net – DPRD Kabupaten Jombang kembali menerima kunjungan kerja (kunker) dari DPRD Kabupaten Sragen. Wakil rakyat asal Provinsi Jawa Tengah itu ingin menimba ilmu sekaligus melihat capaian kinerja akhir tahun.
”Hari ini kami menerima kunjungan unsur pimpinan DPRD Sragen. Selain silaturahmi, kunjungan sendiri dimaksudkan untuk melihat capaian kinerja akhir tahun,” ujar Ketua DPRD Jombang Mas’ud Zuremi.
Dijelaskan Mas’ud, kondisi kinerja antara DPRD Jombang dengan Sragen tidak terlalu berbeda. Hal ini dibuktikan dengan penetapan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) kemarin.
”Untuk penetapan P-APBD Jombang dilakukan tanggal 15 Agustus 2022 lalu, dan menjadi urutan pertama di Jawa Timur. Sementara DPRD Sragen di tanggal 31 Agustus,” jelasnya.
Masih terkait kinerja akhir tahun, Mas’ud menyebut jika rombongan kunker dari DPRD Sragen juga bertanya terkait penetapan APBD 2023. Mendapat pertanyaan tersebut, Mas’ud menyampaikan jika sudah ditetapkan. ”Masih berkaitan dengan kinerja akhir tahun, DPRD Jombang melaksanakan penetapan APBD 2023 pada rapat paripurna tanggal 21 November 2022 kemarin karena semua perecanaan sudah rampung sebelum menentukan ambang batas di tanggal itu,” tandas Mas’ud.
Sementara itu, Suparno, Ketua DPRD Sragen mengatakan sudah melihat capaian kinerja akhir tahun di Jombang. ”Setelah kami melihat capaian kinerja akhir tahun di Jombang, kondisinya tidak jauh berbeda dengan DPRD Sragen. Salah satu contohnya, yakni penetapan P-APBD 2022 kemarin, yang hanya berjarak dua pekan,” ungkapnya.
Selain P-APBD, pihaknya juga ingin melihat capaian peraturan daerah (Perda), lalu raperda yang diajukan badan pembentukan peraturan daerah (Bapemperda), hingga penyusunan APBD tahun 2023. ”Juga ingin kami lihat langsung, yakni capaian kinerja akhir tahun yang lain. Mulai dari perda, pengajuan raperda oleh bapemperda, hingga penyusunan APBD tahun 2023,” urainya.
Seiring kesamaan tadi, Ketua DPRD Sragen menyebut jika perbedaan hanya pada status serta dewan. Serta kedua, unggulan wilayah masing-masing. ”Perbedaannya kalau di Jombang sudah tipe A di Sragen masih B, dengan hanya terdapat 3 kabag. Ditambah lagi jika di sini kawasan industri tinggi, berbeda dengan Sragen yang menonjolkan sektor pertanian,” pungkas Suparno. (lis)