Caption Foto : Kepala SMK Dwija Bhakti Jombang saat ditemui di ruang kerjanya
mediapetisi.net – Pandemi Covid-19 merupakan kendala melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bagi kelas XI SMK Dwija Bhakti Jombang yang bekerjasama dengan Dunia Industri dan SMK Dwija Bhakti berupaya tetap melakukan PSG di kelas XII berikutnya.
“Selama pandemi Covid-19 ini salah satu kendala dari SMK Dwijaya Bhakti yakni yang seharusnya siswa-siswa menerima materi tentang Pembelajaran Industri atau Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tidak bisa maksimal dan tidak bisa melakukan PSG,” ungkap Arief Sugiharto Kepala SMK Dwija Bhakti Jombang saat ditemui di ruang kerjanya. Kamis (15/4/2021)
Sedangkan di masa pandemi Covid-19 tersebut, industri yang mau ditempati untuk pendidikan sistem ganda (PSG) itu sangat terbatas, terutama kelas industri pembangkit listrik Jawa, Bali dan Telkom. Biasanya peserta didik melakukan PSG itu selama 8 bulan di pembangkit listrik Jawa – Bali, akan tetapi sekarang hanya daring. Kalau pembelajaran kelompok normatif adaptif seperti matematika dan sebagainya itu masih bisa untuk daring tapi kalau praktek produktif itu ada kendalanya, seperti praktek ngelas, praktek mesin atau yang lainnya memang tidak bisa daring dan harus tatap muka.
“Karena memang anak – anak tidak bisa PSG seperti tahun sebelumnya kita berupaya agar tetap mendapatkan materi pembelajaran industri untuk di PSG kan di kelas XII karena ujian nasional kan sudah tidak ada, jadi kita agak leluasa untuk membagi kegiatan PSG anak-anak,” jelas Arief.
Tidak hanya itu, dibulan suci Ramadhan SMK Dwija Bhakti juga melakukan kegiatan pondok Ramadhan offline dengan sistem bergilir permelas. Kemudian dirangkai dengan kegiatan pemberian modul materi, pemberian tugas serta rangkaian zakat fitrah.
“Untuk pondok Ramadhan sendiri kami menyiapkan pemateri dari guru agama sekolah sendiri, kemudian kalau pagi sebelum dimulai pondok Ramadhan kita melakukan sholat Dhuha terlebih dahulu secara bergiliran,” terang Arief.
Perihal antisipasi Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab serta Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengenai kepulangan siswa selesai melakukan pembelajaran tatap muka yang harus pulang ke rumah masing – masing, SMK Dwija Bhakti melakukan komunikasi dengan orang tua disetiap grup WA wali kelas dengan harapan orang tua juga memantau aktivitas anaknya. Sementara itu, bagi siswa yang melanggarnya akan diberikan sanksi termasuk siswa PSG yang bermasalah nantinya akan dikumpulkan dan mendapat tugas tambahan dari sekolah.
“Kalau ada sanksi itu sanksi yang mendidik dan edukasi, jadi bukan sanksi dengan fisik. Dari kita mungkin membersihkan Masjid memberi tambahan tugas. Harapan saya kepada anak – anak adalah prioritaskan sikap dan tingkah laku sebagai seorang teknisi menengah. Sepintar apapun dia dalam praktek tapi kalau tingkah lakunya tidak punya atau tidak bagus dia tidak akan diterima di industri dan tidak di terima di masyarakat,” pungkas Arief. (lis)