Caption Foto : Bupati dan Wakil Bupati Jombang bersama KPM

mediapetisi.net – Rembuk stunting dalam rangka peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dengan mtema “Menguatkan peran KPM, kita wujudkan zero stunting, menuju Jombang yang berkarakter dan berdaya saing” dibuka oleh Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab dilanjutkan penandatanganan komitmen bersama konvergensi pencegahan stunting di Kabupaten Jombang. Dihadiri Wakil Bupati Jombang, Ketua DPRD, Ketua Tim Penggerak PKK, Kepala OPDBertempat di ruang Bung Tomo kantor pemerintah daerah kabupaten Jombang. Senin (7/10/2019).

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab  menyambut baik dan positif rembuk stunting tersebut, karena untuk mencapai zero stunting di Kabupaten Jombang tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, tetapi perlu melibatkan seluruh stakeholder terkait, termasuk elemen masyarakat untuk segala program, baik secara Nasional maupun daerah. Ini sangat penting walaupun Kabupaten Jombang tidak termasuk 12 wilayah di Jawa Timur untuk tingkat stunting yang tinggi berdasarkan yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. KPM ada 10 kader per Desa dengan berbagai bidang dan dari KEMENDES ada program tahun 2020 pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi stunting yang ada di Desa.

“Seluruh elemen masyarakat harus bergerak bersama menyampaikan kepada seluruh masyarakat terutama bagi ibu hamil, menyusui, maupun yang memiliki anak usia 0-5 tahun tentang pendampingan untuk mencegah terjadinya stunting pada anak dengan pemenuhan gizi anak. Diharapkan agar memiliki tanggung jawab bersama untuk membangun masyarakat yang sehat yang berasal dari lingkungan yang sehat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Jombang, Mas’ud menyampaikan, Pemerintah daerah menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dengan pendampingan secara berjenjang sesuai dengan ketentuan. Ada 302 dan 4 kelurahan kader berasal dari unsur masyarakat yang dipilih oleh desa untuk menumbuh kembangkan, serta menggerakkan partisipasi, swadaya dan gotong royong. Pendampingan desa dilaksanakan oleh pendamping yang terdiri dari tenaga profesional yang dipimpin oleh kementrian desa, warga pemberdayaan masyarakat desa dan pihak ketiga. 

“Sedangkan Narasumbernya dari Dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur dengan materi Stunting dan tenaga ahli pendamping Kabupaten Jombang dengan materi rumah desa sehat. Workshop ini bertujuan untuk memotivasi KPM dalam kegiatan pendampingan pemberdayaan di Desa dan kelurahan khususnya pada bidang kesehatan dan memahami tugas KPM sebagai mitra pemerintah desa dalam mensukseskan pembangunan di Desa. Kader pemberdayaan menjadi pelopor, penggerak dan zero stunting yang menjadi penggiat kesadaran mandiri masyarakat desa melalui program inovatif konvergensi pencegahan stunting di Desa. Stunting yang ada di Kabupaten Jombang berada di 20% dan diharapkan ada komitmen bersama untuk mencapai zero stunting,” harapnya.

Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Sri Wahyuningsih, M. Gizi. Mewakili kepala Dinas kabupaten Jombang saat diwawancara mengungkapkan, Berdasarkan dari data pada saat operasi timbang yang dilakukan satu tahun 2 kali, sekaligus pemberian vitamin A yang dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus, hasilnya pada Februari 2018 angka stunting di Kabupaten Jombang 22,67%, Agustus 2018 menjadi 20,01 dan pada bulan februari 2019 berada di 19,94%. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh dinas kesehatan untuk mengatasi stunting. Stunting yang paling utama pengaruhnya ada pada seribu hari pertama kehidupan mulai masa kehamilan, ibu menyusui hingga usia anak 2 tahun.

Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Sri Wahyuningsih, M. Gizi. Mewakili kepala Dinas kabupaten Jombang saat diwawancara mengungkapkan, Berdasarkan dari data pada saat operasi timbang yang dilakukan satu tahun 2 kali, sekaligus pemberian vitamin A yang dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus, hasilnya pada Februari 2018 angka stunting di Kabupaten Jombang 22,67%, Agustus 2018 menjadi 20,01 dan pada bulan februari 2019 berada di 19,94%. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh dinas kesehatan untuk mengatasi stunting. Stunting yang paling utama pengaruhnya ada pada seribu hari pertama kehidupan mulai masa kehamilan, ibu menyusui hingga usia anak 2 tahun.

“Upaya yang dilakukan melalui lintas program mulai dari penyuluhan di ibu hamil, pendampingan dan konseling. Selain itu, motivator ASI dan kelompok pendukung yang tersebar di seluruh Kabupaten Jombang. Ada pula pelatihan makanan bayi dan anak yang benar, baik dan sehat sesuai usia dan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil berupa biskuit dan pemberian suplemen bagi anak yang telah stunting untuk mencapai gizi yang diperlukan agar tidak stunting. Stunting dapat dilihat dari pengukuran panjang dan tinggi badan pada saat posyandu dan menggunakan alat pantau menggunakan itikar pertumbuhan yang dilakukan 3 bulan sekali,” pungkasnya. (rin)