Caption Foto : Ketua PPLP PT. PGRI bersama Ketua STKIP dan Peserta Yudisium

mediapetisi.net – Yudisium Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019 STKIP PGRI Jombang yang dikukuhkan oleh Ketua STKIP PGRI Jombang sebanyak 297 mahasiswa sebagai Sarjana pendidikan (S.Pd) yang ditandai dengan pelepasan jas almamater peserta yudisium dan mengumumkan peserta yudisium terbaik tahun 2019. Bertempat di Auditorium Natuwar STKIP PGRI Jombang. Kamis (12/9/2019).

Ketua STKIP PGRI Jombang Dr. Munawaroh M.Kes menyampaikan sebanyak 297 peserta yudisium yang dikukuhkan dari 6 program studi, yakni pendidikan ekonomi, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, pendidikan matematika, pendidikan Bahasa Indonesia, pendidikan bahasa Inggris dan pendidikan Jasmani. STKIP PGRI Jombang menyelenggarakan  yudisium sebanyak dua kali dalam setahun, namun untuk wisuda hanya sekali dalam setahun. Wisuda peserta sendiri akan dilaksanakan pada bulan April 2020 dan menunggu mahasiswa yang yudisium di semester berikutnya.

“Peserta yudisium diharapkan dapat mendesain perencanaan karir sesuai dengan cita-citanya. Ada 3 kunci sukses menjalani karir diantaranya Human Capital, Sosial capital dan Spiritual capital. Human capital merupakan Keberhasilan seseorang dalam mengkoordinasikan knowlage, psikomotorik, inovasi dan kemampuan seperti yang telah dibekali oleh lembaga STKIP PGRI Jombang. Sosial capital merupakan  faktor yang dibutuhkan dalam era industri 4.0 yang diberikan keleluasaan dalam berkomunikasi yang dilandasi dengan keyakinan/kepercayaan. Sedangkan spiritual capital yang dilandasi dengan amal dan keimanan. Hal tersebut dapat disederhanakan, antara IPTEK dan Imtaq harus seimbang,”pesannya.

Munawaroh juga berharap agar peserta yudisium tidak hanya lulus S-1 saja tetapi dapat melanjutkan ke jenjang S-2 yang juga telah ada di lembaga pascasarjana STKIP PGRI Jombang. Bahkan, mahasiswa yang di yudisium mendapatkan fasilitas tanpa uang pendaftaran jika ingin melanjutkan ke jenjang S2 di STKIP PGRI Jombang telah membuka program Pascasarjana/ Magister pendidikan dari 3 program studi, yakni pendidikan ekonomi, Matematika dan Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk Pascasarjana pendidikan bahasa Inggris, pendidikan jasmani dan pendidikan kewarganegaraan masih dalam proses. 

“Pada 1 Oktober – 1 November STKIP dipercaya sebagai penyelenggara diklat untuk penguatan kepala sekolah kabupaten Nganjuk. Untuk program pendidikan Matematika dalam waktu 6 bulan akan diakreditasi. Lembaga STKIP PGRI Jombang selalu taat azas, tetap taat aturan dan mematuhi kebijakan dari pemerintah, serta berada dalam cluster ke 3 dan 100 besar PTN PTS terbaik se Indonesia, berkat semua jajaran STKIP PGRI Jombang mulai dari cleaning servis hingga PPLP-PT yang membuat STKIP PGRI Jombang tetap eksis,” tegasnya.

Sementara itu, Evi kurnia laeli, S.Pd yang baru dikukuhkan dan menjadi peserta yudisium terbaik dari program studi pendidikan jasmani dengan IPK 3,80. Prestasi yang diraih yakni lolos PKM yang didanai oleh Dikti pada tahun 2018 dan tahun 2019, selain itu Evi juga tergabung dalam himpunan mahasiswa program studi olahraga (HMP Olahraga) yang setiap kegiatannya didanai oleh lembaga dan banyak fasilitas lain untuk mendukung kenyamanan mahasiswa salah satunya dengan penambahan hospot area.

“Semoga kedepannya kampus STKIP PGRI Jombang bisa lebih baik dari tahun ke tahun dan lebih banyak lagi potensi mahasiswa yang memiliki ide-ide kreatif untuk membuat program kreativitas mahasiswa (PKM) dan semoga kedepannya STKIP PGRI Jombang menjadi kampus unggulan tidak hanya ditingkat Jawa Timur, tetapi di seluruh Nusantara. Kepada seluruh civitas akademika Evi agar selalu diberikan kemudahan, kesehatan, kekuatan dan terus meningkatkan pelayanan kinerja, serta mutu pendidikan sehingga menjadi lebih baik kedepannya. Sedangkan kepada peserta yudisium agar tidak takut untuk bermimpi, karena sebuah mimpi dapat dijadikan alat untuk meraih cita-cita. Yudisium bukanlah akhir dari perjuangan kita, tetapi yudisium merupakan awal langkah kita untuk mencapai cita-cita. jangan puas akan hari ini, terus belajar dan jangan putus asa,” pungkasnya. (rin)