Caption Foto : Direktur Perlindungan Tanaman pangan kementerian RI Rachmat kunjungan kerja ke Desa Ngumpul bersama Kabid Pertanian, Sekcam, Peewakilan Polsek, Koramil dan petani saat BTS
mediapetisi.net – Pemerintah telah bertekad 2025 tercapai swasembada pangan. Indonesia tidak lagi melakukan import beras. Karena itu setiap daerah ditarget capaian luas tanam padi. Tidak terkecuali Kabupaten Jombang.
“Saya ditugasi Pak Menteri Pertanian untuk mengawal target luas tanam padi Provinsi Jawa Timur. Tahun 2025 luas tanam padi Jawa Timur ditargetkan mencapai 2.748.756 hektar,” terang Direktur Perlindungan Tanaman pangan kementerian Republik Indonesia Dr. Rachmat, SSi., MSi saat kunjungan kerja ke Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang. Senin (27/1/2025)
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Mucj Rony mengatakan tahun 2025 Kabupaten Jombang ditarget luas tanam padi mencapai 81.250 hektar. “Untuk mengawal target tersebut, kami sudah melakukan koordinasi dengan petugas lapangan se Kabupaten Jombang. Dan saya optimis target tersebut akan tercapai,” ujarnya.
Untuk mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang menggunakan Budidaya Tanaman Sehat sebagai sarana peningkatan produksi berkelanjutan. Tiga indikator yang kita gunakan untuk memilih teknologi budidaya untuk petani. Pertama mampu meningkatkan produksi dan produktivitas, kedua hemat atau efisien, ketiga sehat atau ramah lingkungan. Dan ini ada dalam metode Budidaya Tanaman Sehat (BTS).
Sedangkan Budidaya Tanaman Sehat (BTS) sendiri merupakan satu cara budidaya yang mengedepankan keseimbangan dan keanekaragaman agroekosistem. Dengan cara pengembalian bahan organik, penganekaragaman hayati, pelestarian musuh alami, penggunaan varietas yang sesuai, pengaturan jarak dan pola tanam, manajemen serta keterlibatan petani dan petugas mulai proses perencanaan, budidaya sampai pasca panen dalam satu hamparan,” jelas Rony.
Salah satu wilayah yang mendapatkan target luas tanam padi adalah Kecamatan Jogoroto, dengan luas baku lahan mencapai 166 hektar, Tahun 2025 kecamatan Jogoroto mendapatkan target luas tanam padi 2.180 hektar. Dengan pengalaman tahun 2024 luas tanam padi mencapai 2.150 hektar.
“Kami optimis 2025 bisa tercapai target. Karena ada lahan tebu yang beralih ke tanaman padi. Apalagi tahun 2024 kami mendapatkan bantuan tujuh unit irigasi perpompaan (Irpom) dan komitmen petani akan menambah luas tanam padi dengan adanya bantuan Irpom,” terang Binti Astuti Korwil PPL Kecamatan Jogoroto dalam kesempatan dialog di balai desa Ngumpul.
Kunjungan itu sendiri dikemas dalam giat tanam Budidaya Tanaman Sehat (BTS) di Poktan Rejoso, Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto. Lahan garapan M. Rokhim yang sebelumnya hanya ditanami tebu dan jagung kini mulai ditanami padi. Lahan ini dulunya kalau ditanami hasilnya kurang bagus, karena itu coba saya terapkan BTS semoga nanti hasilnya bisa lebih bagus.
Dalam kesempatan dialog bersama petani di balai desa Ngumpul, Direktur Perlindungan memberikan apresiasi kepada para petani dan Pemerintah Desa Ngumpul. Kolaborasi antara Dinas dan Pemerintah Desa melalui dukungan Dana Desa untuk petani dan RPH (Regu Pengendali Hama) bisa menjadi pola yang bisa diterapkan untuk daerah lain.
“Kita masih melihat ada desa lain ketika terjadi serangan hama justru desa bersama petani melakukan demo ke pemerintah hanya untuk minta bantuan obat hama. Di Desa Ngumpul ini justru para petani sudah bisa membuat sendiri berbagai bahan hayati untuk mengendalikan hama,” tegas Rachmat.
Desa Ngumpul sendiri telah membentuk Regu Pengendali Hama (RPH) dan mendapatkan bantuan dukungan dari Dana Desa berupa sarana pengendalian dan pelatihan pembuatan agen hayati. Dinas Pertanian juga telah membantu petani Desa Ngumpul kegiatan SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu).
“Dari hasil SLPHT para petani secara rutin melakukan pengamatan dan menahan diri untuk menggunakan pestisida. Kalau kondisi tanaman sehat ternyata ketahanan tanaman dari serangan hama penyakit juga lebih baik sehingga tidak perlu lagi disemprot pestisida,” pungkas Ghofur salah satu petani Desa Ngumpul. (yn)