Caption Foto : Kepala SMPN 4 Jombang bersama Tim PKRS Bangladesh
mediapetisi.net – Webinar Implementasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) tingkat SMP di Kabupaten Jombang dengan narasumber Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang Senen dan Kepala SMP Negeri 4 Jombang Slamet Agus Tri Prasetyo. Bertempat di SMP Negeri 4 Jombang. Selasa (7/5/2024)
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang Senen ketika diwawancarai melalui webinar tersebut, Tim Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Bangladesh yang didampingi oleh Yayasan Gemilang Sehat Indonesia, PMI melakukan studi banding terkait PKRS yang dijalankan di SMP Negeri 4 Jombang. Mereka terkesima dan ingin mengetahui metode pengajaran PKRS tersebut.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas kepada remaja. Sehingga mereka menjadi faham dan bertanggung jawab.
“Kita tahu kekerasan seksual dampaknya sangat luar biasa bukan hanya kekerasan fisik tapi juga dampaknya pada psikis. Ketika para siswa tidak paham dengan kesehatan terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi inilah menjadi awal dari kekerasan seksual,” terang Senen.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Jombang terus berupaya untuk melakukan pencegahan kekerasan seksual dengan membuat suatu regulasi pembentukan satgas Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan membentuk Tim Pencegahan Penanganan Kekerasan Seksual (TPPKS) di masing – masing satuan pendidikan.
“Nah, sekarang bagaimana pencegahannya, kemudian ada penanganannya dan pemulihannya, diantaranya melalui sosialisasi. Sedangkan untuk penanganannya ketika sudah ada kasus atau terjadi kekerasan harus segera diselesaikan. Kemudian pemulihan korban psikologis ini juga perlu bantuan dari psikolog,” jelas Senen.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 4 Jombang Slamet Agus Tri Prasetyo menjelaskan implementasi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas (PKRS) di SMP Negeri 4 Jombang. Karena sekolah harus memberikan ruang tersendiri untuk pembelajaran PKRS. Selain itu, peran dari pihak sekolah dalam hal ini guru kepada siswa, bisa membuat materi-materi atau kegiatan-kegiatan diantaranya adalah wali kelas menyapa siswa. Jadi wali kelas harus diberi ruang sendiri, waktu tersendiri sehingga wali kelas bisa menyapa anak didiknya dengan baik terkait kabarnya dan keluhan siswa.
“Sedangkan, dari siswa ke guru itu juga harus ada wadahnya, SMP Negeri 4 Jombang memberi wadah satgas peduli. Satu kelas itu diambil satu siswi dan satu siswa yang kumpulkan kemudian diberi materi-materi pembelajaran terkait PKRS. Mereka berperan sebagai leader dari kelas. Bagaimana mereka berteman dengan yang lain membentuk sebuah komunitas yang asyik di kelas itu sehingga teman sekelas jika ada permasalahan bisa menceritakan permasalahannya,” ungkap Agus panggilan akrab Kepala SMP Negeri 4 Jombang Slamet Agus Tri Prasetyo.
Menurut Agus, jika anak tidak bisa mengungkapkan permasalahannya maka anak itu bisa melaporkan ke Bimbingan Konseling (BK) atau wali kelas. Jadi ada sebuah motto “Guru Sahabat Siswa”. Selain itu pihaknya juga membuatkan wadah curhat online. Karena tidak semua anak berani mengutarakan isi hatinya secara langsung. Hasil curhat online dikirim ke BK.
“Dengan curhat online dikirim ke BK, hasilnya tidak semua orang membuka isinya, sehingga privasi anak-anak terjaga. Bahkan kepala sekolah kalau ingin membuka juga harus izin kepada BK terlebih dahulu,” tandas Agus. (yr)