Caption Foto : Novelia Qothrunnada mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM

mediapetisi.net – Indonesia saat ini sedang dilanda demam junk food. Berbagai jenis makanan dan minuman masa kini banyak sekali digemari oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Novelia Qothrunnada mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyampaikan Junk food merupakan makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan kadar gizi yang sedikit dengan kandungan lemak yang tinggi sehingga tidak baik untuk kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan (Kristiana, 2020). 

Berdasarkan data ketertarikan tempat makan di Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia dengan persentase sebesar 80%  gemar untuk mengunjungi restoran junk food (Azizah, 2015). Selain itu, Indonesia ada pada urutan ke-10 sebagai negara yang mengkonsumsi junk food terbanyak di dunia. 

Perilaku konsumsi junk food yang digemari masyarakat masa kini tidak tanpa alasan, namun terdapat beberapa faktor. Pertama, junk food mengandung banyak kandungan gula, garam, dan lemak jahat yang merupakan zat adiktif yang dapat membuat penikmatnya merasa ketagihan dan mengkonsumsi makanan junk food terus-menerus (Pratama, 2021).

Kedua, pengaruh dari media sosial, televisi, dan iklan makanan junk food yang secara visual menggiurkan. Penelitian Emilia (2009) menemukan bahwa terdapat hubungan antara daya tarik iklan dengan konsumsi junk food di masyarakat. Ketiga, faktor dari pengaruh lingkungan seperti pengaruh dari teman sebaya yang menjadikan makanan junk food sebagai trend masa kini dengan harga yang murah dan praktis (Pratama, 2021). 

Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahaya kesehatan yang ditimbulkan dari mengkonsumsi junk food sehingga masyarakat tertarik dan menjadikan junk food sebagai makanan yang praktis dan trendy. Sedangkan bahaya mengkonsumsi junk food bagi kesehatan yang harus diketahui dan dipahami oleh masyarakat diantaranya seperti ancaman obesitas, diabetes, hipertensi, stroke, dan kanker (Nugroho,2020).

Masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan perilaku konsumsi junk food secara berlebihan dengan melakukan refleksi seperti mengganti camilan dengan sayur dan buah, memasak makanan sendiri, memperbanyak konsumsi air putih, saling mengingatkan untuk tidak mengkonsumsi junk food, berlangganan menu sehat, dan menjaga pola makan. 

Upaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat diharapkan dapat mencegah dari bahaya kesehatan yang mengancam generasi masa kini sehingga dapat menjaga kesehatan hingga masa mendatang.

Referensi : Azizah, A.N., 2016. Analisis Pengaruh Experiential Marketing, Emotional Branding, dan service Quality terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus pada Konsumen IKEA Alam Sutera) (Bachelor’s Thesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif HIdayatullah Jakarta).

Pratiwi, N.A., 2017. Gambaran Kebiasaan Mengkonsumsi Junk Food dan Pola Aktivitas sebagai Faktor Risiko Kejadian Overweight pada Remaja di SMP Negeri 21 Makassar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Emalia, R.D., Mutahar, R. and Febry, F., 2009. Hubungan iklan makanan dan minuman di media massa dengan frekuensi konsumsi junk food pada remaja di sma negeri 13 palembang tahun 2009. Jurnal Publikasi Ilmiah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

Pratama, R.P. and Anggraini, A., 2021. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) Pada Mahasiswa Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya. JURNAL AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA, 7(2).

Kristiana, T., Hermawan, D., Febriani, U. and Farich, A., 2020. Hubungan Antara Pola Tidur Dan Kebiasaan Makan Junk Food Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Universitas Malahayati Tahun 2019. Jurnal Human Care, 5(3), pp.750-761. Nugroho, P.S. and Hikmah, A.U.R., 2020. Kebiasaan Konsumsi Junk Food dan Frekuensi Makan Terhadap Obesitas. Jurnal Dunia Kesmas, 9(2), pp.185-191.