Caption Foto : Bupati dan Wakil Bupati Jombang saat dialog interaktif 

mediapetisi.net – Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jombang menggelar Dialog Interaktif Warung Pojok Kebon Rojo bersama Bupati dan Wakil Bupati Jombang terkait kenduri durian dan kopi Wonosalam. Warung pojok kebon Rojo kali ini dikemas bersamaan dengan BULAGA (Bupati Melayani Warga) di Balai Desa Sukorejo Kecamatan Perak Kabupaten Jombang. Rabu (19/2/2020)

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab mengatakan bahwa hasil pertanian kopi Wonosalam merupakan salah satu kopi yang enak dan bagus. Hal tersebut bisa memanfaatkan pengembangan ekonomi dan potensi di Jombang. Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Pertanian telah menyiapkan pembibitan dan pendampingan. Kemudian di Dinas Perdagangan untuk mendampingi membantu petani untuk pemasaran. Sedangkan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah diminta mendampingi petani dalam hal modal dan pengembangan usaha. Sehingga dengan adanya fasilitas dan pendampingan yang dilakukan dinas terkait kopi ekselsa Wonosalam bisa terkenal secara  nasional bahkan internasional.

“Sedangkan bagi petani kopi hasil komoditi yang kita jaga yang nantinya akan kami akomodasi dan dari Dinas Perdagangan ada beberapa merk tetap menghargai jadi tidak mematikan satuannya, disitulah pentingnya ada pemerintah kabupaten. Dalam waktu dekat Pemkab mengadakan festival Produk lokal di Jombang yakni tanggal 7 maret 2020 ada festival kopi dan tanggal 8 maret 2020 ada kenduri durian di Wonosalam,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Jombang Sumrambah mengatakan kopi jenis liberika di dunia ada 2 persen salah satunya ada di Wonosalam dan citra rasanya mendekati Arabika tapi tastenya lebih kuat. Wonosalam ada di pegunungan Anjasmoro dengan ketinggian 600-900 meter sehingga secara alami sangat mendukung dan secara eksotik itu lebih kuat dan 80 persen penyangga ekologis ada di Wonosalam.

“Kita wanti wanti wisata di Wonosalam wisata lingkungan dengan tidak melakukan perusakan dan pembatasan jumlah bangunan dan mempertahankan resapan air. Selain kopi Wonosalam punya produk lokal durian bido dan edukasi lingkungan seperti ada banyu mili di Desa Carangwulung, Banyu biru di Desa Wonomerto, dedurian park, kampung jawi, ada dalem simbah dan kampung adat segunung. Sinergitas harus tetap kita bangun, perbaikan ekonomi dan jalan tetap kita kembangkan untuk kemajuan wisata di Wonosalam,” terangnya.

Menurut Bambang Kepala Disperindag Kabupaten Jombang untuk festival kopi pada tanggal 8 Maret 2020 Disperindag akan memfasilitasi kopi diantaranya ada kopi robusta, arabica dan excelsa supaya kopi Wonosalam semakin terkenal di Indonesia. Pada waktu festival kopi ada kopi gratis biar orang bisa menikmati kopi wonosalam. Ada 15 produsen kopi yang asli dari Wonosalam, nanti ada kegiatan dorongan memasarkan produk kopi lokal masuk di toko modern. 

“Kita akan persiapkan dengan teman teman asosiasi mengenai produk kopi wonosalam masuk toko modern dengan upaya untuk mengangkat, kita ikutkan pameran pameran,” ungkapnya.

Perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Budi mengatakan kopi di wonosalam ada 3 jenis, yaitu Robusta, arabica dan excelsa. Arabica berada pada ketinggian lebih dari 800 m diatas permukaan laut, robusta antara 200-800 m diatas permukaan laut, sedangkan excelsa lebih baik dibawah 1.000 m. Indikasi geografis yang menjadi salah satu tanda daerah asal suatu barang karena lingkungan geografis dengan memberikan ciri dan kualitas tertentu pada indeks yang dihasilkan menjadi patokan kualitas dan keaslian produk.

“Selama 3 tahun, ada penelitian kopi excelsa wonosalam untuk mencari yang unggul untuk dikembangkan dan tahun  ini akan diberikan kepada masyarakat sebanyak 13.000 bibit. Excelsa sudah ada sejak zaman Belanda, masyarakat belum tahu jika dalam pemeliharaan dibiarkan saja dan kopi dapat tumbuh hingga 12-20 meter. Adanya indikasi geografis secara otomatis dapat meningkatkan komoditas produk secara ekonomi dan harganya lebih mahal dari yang biasa. Pemerintah juga memberikan bantuan pupuk khusus untuk kopi sebanyak 12 ton untuk petani kopi di Wonosalam,” ucapnya.

Kepala Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam Wartomo selaku Ketua Panitia Kenduri durian tahun 2020 menyampaikan terimakasih kepada Bupati dan Wakil Bupati Jombang serta masyarakat kabupaten Jombang yang telah mendukung dan memberikan motivasi agar pelaksanaan kenduri durian nantinya dapat terlaksana dengan baik.

“Selain itu, kami mengajak seluruh warga Jawa Timur, bahkan Indonesia untuk berbondong-bondong datang ke Wonosalam pada  tanggal 1 Maret 2020 ada kontes durian unggulan di kecamatan wonosalam, bahkan jurinya merupakan seorang profesor dan pada tanggal 8 adalah acara puncak kenduri di Wonosalam dimulai jam 08.00, serta dihadiri oleh pejabat setingkat Menteri jika tidak ada halangan, bahkan Ketua DPR RI  Puan Maharani akan hadir. Karena kenduri durian Wonosalam sebagai icon kabupaten Jombang berskala Nasional,” harapnya.

Potensi di Wonosalam tidak hanya durian, tetapi ada pula kopi. Rangkaian kenduri durian sangat banyak, diantaranya tanding durian, festival kopi yang pandegani oleh assosiasi kopi wonosalam, masing-masing desa juga terdapat event yang menyerupai kenduri durian, bancaan salak, tumpengan manggis, alpukat dan sebagainya. Hasil pertanian luar biasa di Wonosalam. Jumlah durian yang dibuat tumpeng kenduri durian sebanyak 2.020 durian karena sesuai dengan tahunnya, jelasnya.

Edi salah satu Asosiasi kopi wonosalam dan petani merasa bahagia, karena saat ini kopi excelsa wonosalam sudah menjadi kopi excelsa Jombang yang saat ini menjadi branding berdasarkan SK Bupati dibantu oleh Dinas Pertanian. Dinas pertanian juga membantu peralatan pertanian Gapoktan, sehingga proses produksi kualitasnya dapat terjaga dan cukup bagus.

“Mulai kenduri durian 2018 adanya asosiasi membuat kopi excelsa maupun kopi lainnya perdagangannya meningkat signifikan dan hasilnya luar biasa, karena setiap keluar kota, Dinas Perdagangan membawa kopi wonosalam, sehingga kini dikenal masyarakat luar Jombang,” pungkasnya.