Caption Foto : Penemuan Situs cagar budaya
mediapetisi.net – Kunjungan kerja Wakil Ketua MPR RI Basara ke Situs cagar budaya Sumberbeji Dusun Padar Desa Kesamben Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang didampingi oleh Wakil Bupati Jombang, Wakil Ketua DPRD Jombang, beserta segenap anggota dewan dari Fraksi dari PDIP serta beberapa tokoh masyarakat. Kamis (25/9/2019)
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basara menyampaikan, penemuan adanya satu situs peninggalan yang secara ilmiah kebenaran sudah disampaikan oleh Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa timur. Dari keterangan tersebut, situs berbentuk kepatirtaan atau pemandian para raja-raja di masa yang lalu yang diperkirakan ini hidup sekitar abad ke-13 sampai 14 sebelum Masehi yang kira-kira pada waktu itu pada kerajaan Majapahit, jelasnya.
Lanjut Basara, dalam hal ini MPR berkepentingan bersama segenap bangsa Indonesia menjaga segala sesuatu yang terkait dengan warisan leluhur bangsa kita karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau melihat sejarah para leluhurnya. Dengan temuan-temuan situs semacam ini kita mengetahui peradaban bangsa Indonesia di masa yang lalu karena kita tahu tidak ada suatu bangsa yang lahir di satu bangsa yang seakan-akan turun dari langit suatu bangsa di seluruh dunia ini lahir dari sejarah bangsanya. Potensi sumber mata air yang ditemukan juga bisa menjadi sumber mata air bagi kepentingan masyarakat di kabupaten Jombang.
“Kita menghormati peninggalan leluhur bangsa di masa yang lalu negara kita telah memiliki undang-undang untuk menjaga segala warisan yang menyangkut nilai-nilai luhur ataupun cagar budaya ataupun tempat-tempat yang menjadi pusat peradaban bangsa kita di masa lalu yaitu undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Kedatangan saya secara resmi sebagai wakil ketua MPR RI bidang hubungan antar lembaga negara dengan lembaga pemerintah daerah Jawa timur untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar semua situs ini betul-betul proses pemeliharaannya ekosistemnya termasuk juga asas pemanfaatan untuk masyarakat sudah banyak, oleh karena itu nanti kami berharap dari pemerintah daerah kabupaten juga bisa bekerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa timur dan saya akan membantu untuk membicarakan dengan pemerintah pusat dengan presiden dan kementerian,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Jombang Sumrambah mengatakan dalam pengamanan situs akan berbagi peran antara pemerintah kabupaten Jombang, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat dalam proses menyelamatkan warisan budaya yang merupakan salah satu bentuk sejarah dan karya yang harus terselamatkan sebagai bukti bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Oleh karena itu, Bappeda, PUPR, pertanian, Infokom, Camat dan fraksi, DPRD akan membahas lebih lanjut, sehingga tahun 2020 akan menata dan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan balai pelestarian cagar budaya Mojokerto.
“Ada langkah-langkah praktis dilakukan secara swadaya untuk menyelamatkan situs tersebut. Eskapasi lanjutan akan dilakukan di tahun 2020 di antara bulan Februari/Maret sudah dilaksanakan, tetapi saat ini dilakukan langkah taktis untuk pemagaran sekitar situs. Pengamanan di sekitar situs dilakukan dengan pemasangan pagar berduri dengan berkoordinasi dengan Desa untuk sistem penjagaan. Tahun 2020 akan tuntas untuk eksapasi yang dilakukan bersama dengan balai cagar budaya sehingga secara teknis ini merupakan hal khusus yang nantinya akan dibuat roadmap oleh cagar budaya dengan perencanaan penyelesaian yang nantinya akan dirapatkan bagian-bagian dari pemerintah daerah, provinsi maupun pusat untuk formulasi tugasnya,” ungkapnya.
Andi Muhammad Said Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa timur menyampaikan, penemuan situs jadi viral nasional terutama para penggiat budaya sementara kita sudah bisa memberikan gambaran bahwa situs ini tempat permandian cucian dengan adanya tanda Garuda yang ditempatkan pada sebuah bentuk, tapi ini baru informasi sementara kami tetap perlu melakukan kajian yang lebih jauh lagi supaya bisa mengungkap sejarahnya.
“Prioritas penanganan dalam rangka rekonstruksinya iya jadi mungkin sebelum Majapahit awal Majapahit atau dia berlanjut ya kemungkinan berlanjut dari masa ke masa, makanya kami pun sudah mengalokasikan anggaran untuk melanjutkan, jadi pada saat kita akan melakukan kajian hari ini bukan hanya menangani fisiknya tapi kita juga lingkungannya keterkaitannya budayanya itu. Karena kita tahu di sebelah selatan ini banyak-banyak di sebelah utara juga 3 km di sini banyak tapi tentunya itu adalah dalam penggalian. Untuk situs ini sudah ditemukan arah sumber airnya dan arah pembuangannya ini mungkin dari hubungannya dengan sumber air yang sangat besar dan bagaimana mendeteksi dimana sumber-sumber lainnya sehingga menyiapkan pengembangannya,” pungkasnya. (yun)