Caption Foto : Bupati dan Kepala Disperta Provinsi Jatim saat terima beras premium dari Ketua Gapoktan

mediapetisi.net – Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) Sugihwaras siap melaksanakan program Gubernur Jawa Timur tanam, petik, olah, kemas dan jual. Gapoktan sengaja dilibatkan dalam Program Hulu Hilir Agro Maritim Sektor Pertanian. Rabu (24/7/2019)

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab menyampaikan Gubernur Soekarwo ingin mensejahterakan petani melalui Gapoktan dengan program hulu hilir. Gubernur Jatim Khofifah melanjutkan program tersebut dengan program tanam, petik, olah, kemas dan jual. Program tersebut luntuk mensejahterakan petani yang biasanya menjual gabah kering panen perkilo hanya Rp 3.700 karena dibeli tengkulak.

“Kalau gitu terus maka petani akan miskin terus. Dengan program hulu hilir ino supaya petani tidak hanya bekerja di sawah tetapi di lingkungan petani juga produksi beras, tapi juga perikanan dan hasil kebun,” ucapnya.

Ketika petani diberi pinjaman dan subsidi pupuk ditarik maka mereka bebas menentukan tanam dan menjual. Bila menjadi beras, tidak hanya gabah, maka akan punya nilai tambah. Satu Gapoktan bisa terdiri dari 400 petani di satu wilayah misalnya di Pojok Kulon dan Sugih Waras, Kabupaten Jombang. Program hulu hilir dipinjami modal oleh Bank Jatim untuk beli mesin selep dan dryer (pengering) sing bagus, nggak peduli hujan, tetap bisa produksi dan keluarnya beras premium terus di-packaging dan mereka punya kemampuan membayar. Dari program hulu hilir tersebut hasil produksi beras yang dikelola oleh Gapoktan, beras Jatim tersebut dijual untuk umum. Selain itu, dijual untuk semua pegawai di Provinsi Jawa Timur, jelas Mundjidah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Hadi Sulistyo mengatakan program hulu hilir untuk Gapoktan harus siap melaksanakan program tanam, petik, olah, kemas dan jual bahkan untuk bulan November untuk segera konsep meski belum jadi, untuk segera harus jalan selama 3 bulan langsung tersebut karena dari lokasi 5 kabupaten Jember, Malang, Ngawi, Kediri, Jombang dan Tuban. Dari 5 kabupaten yang berperan eksis hanya kabupaten  Jombang dan Tuban, karena semangat Gapoktan kabupaten lain masih ragu dengan jumlah kredit yang besar.

“Awal masuk sempat yang namanya program baru, Bank Jatim sedikit ada miskomunikasi tetapi perjuangan hingga menjadi seperti ini. Kepala desa ikut membantu mulai dari 0. Bantuan ini bermula dari Presiden agar Gubernur melihat yang ada di Sukabumi ada pengusaha yang sukses bekerjasama dengan petani. Sebagai intinya, dilihat modelnya disana, Gubernur tidak suka karena yang kaya pengusahanya, apalagi di Jawa Timur sebagai panel project supaya berjalan dengan kooperatif agar yang kaya petaninya, bukan pengusahanya, untuk itu program ini dimulai dengan tidak menggunakan pupuk subsidi tetapi non subsidi agar petani tidak ketergantungan dengan pupuk subsidi. Petani benar-benar belajar bahwa mulai petani tidak menjual gabah kering sawah, karena harganya sangat murah,” tegasnya.

Lanjut Hadi, dengan adanya program tersebut, petani akan menjual beras bukan padi lagi dengan kualitas premium dan medium tergantung dari pengelolaan produksinya. Tidak seperti saat ini, Supaya bisa tahan lama dibuat vacum yang bisa dimanfaatkan dan lebih tahan lama, sehingga kedepannya diusahakan bisa dikemas dengan yang vacum.

“Meskipun kredit belum begitu lancar Bank Jatim nanti akan diadakan pertemuan lagi sehingga kredit lancar. Ini bantuan pemerintah dengan bunga yang sangat murah dibawah 6 % tidak ada bunga bank yang dibawah 6%,  KUR saja 6%, namun Gubernur dengan antusias agar program dapat berjalan dengan program petik, kemas, jual harus tetap jalan,” harapnya.

Ketua Gapoktan Sugihwaras Moh. Asmu’i menambahkan bahwa Gapoktan Sugihwaras siap melaksanakan program tanam, petik, olah, kemas dan jual. Hasil produksi tiap bulannya sebanyak 200 ton beras, sampai saat ini bisa menjual 150 ton beras, yang 50 ton beras masih belum bisa didistribusikan. “Harga beras premium dari kami masih di bawah toko, untuk harga pembelian beras premium dari Gapoktan adalah Rp 10.500/Kilogram,” pungkasnya (yun)