Caption foto : GM Lestari saat serah terimah Tebu tanda dibukanya giling
mediapetisi.net – Selamatan Giling Tahun 2019 Pabrik Gula Lestari dengan Semangat Sinergi, Integritas, Profesional Karyawan PG. Lestari bersama Mitra mengoptimalkan produktifitas dan mensukseskan giling Tahun 2019. Dihadiri Direksi PTPN X, GM PG Lestari dan Jajarannya, Forkpimda, Perwakilan BNI, BRI, Bank Mandiri dan BPJS Ketenagakerjaan. Bertempat di Graha Pabrik Gula Lestari Kertosono Kabupaten Nganjuk. Sabtu (27/4/2019)
Hadir dalam keswmpatan ini diantaranya Segenap Direksi PTPN X. Forkompimda. GM PG Lestari beserta Pimpinan. APTR.KPTR. serta karyawan dan petani Tebu wilayah PG Lestari.
General Manager Pabrik Gula Lestari, Erwin Budiarto STP dalam sambutannya menyampaikan, Target giling Pabrik Gula Lestari diperkirakan mencapai 354 ribu ton target giling 2019 di PG Lestari dengan area sekitar 4600 bidang lahan tebu. jelasnya
Lanjut Erwin, Pabrik Gula Semangat bersinergi dengan asosiasi. Mitra Pabrik Gula Lestari sejumlah 3 Asosiasi, diantaranya; APTR.(Asosiasi Petani Tebu Rakyat) KPTR. (Koperasi Petani Tebu Rakyat ) HPTR (Himpunan Petani Tebu Rakyat.)
Parameter pruduksi tebu giling Pabrik gula Lestari mencapai 396 ton dengan Rendemen 7.78 ton untuk menghasilkan produksi gula sebesar 30.875,75 ton dan produksi tetes mencapai 19.800 ton. dengan sasaran giling bagian tanam di PG lestari diantaranya Purwoasri. Papar.Pelemahan. Kunjang. Kertosino. Patianrowo. Ngronggot. Tanjung Anom. Agroforestri. Gindang. Lengkong. Jatukalen. Tuban. Sragen. Ngawi. Madiun. Magetan. Rembang. dan Malang.
Sementara itu Direktur Komersil Slamet Djumantoro menyampaikan Memang KKN gula tidak sedikit. Tahun kemarin ada beberapa prahara, gulanya bagus, tebunya bagus, tetapi harganya tidak bagus, itu dialami oleh para petani termasuk10 yang mana gula petani masih bisa diselamatkan dengan dibeli oleh Bulog seharga Rp.9.700 tetapi untuk PG yang lain harganya turun di angka Rp.8.600 tetapi tidak masalah. Ini tantangan kedepan, kalau semakin banyak tantangannya akan menjadi semakin kuat, semakin tahan menghadapi goncangan, karena persaingan tidak bertambah ringan, tetapi akan bertambah berat.ungkapnya
“Saya bersyukur berada di antara teman-teman semuanya yang menurut kami adalah para pahlawan bangsa, bersama TNI, polri menjaga Indonesia dari gangguan stabilitas keamanan, teman-teman menjaga dari stabilitas pangan. Kita bertekad untuk melakukan swasembada pangan antara lain gula. Selain beras, gula harus mampu swasembada,
Kebutuhan gula nasional mencapai 5,7 juta ton, yang berhasil diproduksi oleh dalam negeri baik pabrik milik negara maupun pabrik swasta hanya 2,1 juta ton, artinya yang 3 juta masih impor, ini merupakan tantangan kedepan. Sementara gula impor lebih murah dari gula buatan sendiri, makanya beri semangat terus para petani, kita beri bantuan, supaya para petani tetap mau menanam tebu, kalau tidak, saya sekarang bayangkan sekarang memang murah gula impor, kalau lama-lama gula kita sudah tidak ada, ketergantungan gula kita sangat tinggi oleh luar negeri, harganya langsung naik 1kg Rp.50.000 kita tidak bisa apa-apa, harus beli karena Kita butuh, makanya swasembada pangan itu perlu.
Menurutnya, Perang sekarang ini bukan peran senjata, juga perang ekonomi, perang saat ini perang teknologi, jadi sumber energi yang ada di Indonesia ini sudah diincar oleh negara lain, sekarang sudah mulai energi berkurang, minyak sudah menipis dan kesempatan bagi petani untuk mengolah tebu tidak hanya gula tetapi juga tetes, tetes bisa menjadi alkohol.
Masih menurut Slamet, Karena minyak sudah terbatas nanti campurnya dari etanol, jadi ada nilai tambah. Diluar negeri produk utama adalah etanol sedangkan gula merupakan produk kedua. Kesempatan ini potensi yang sangat besar, karena kebutuhan gula masih tinggi di Indonesia. Keuntungan yang bisa didapat mencapai 3 Triliun. Ini tantangan untuk bergotong-royong mewujudkan swasembada pangan khususnya gula di PG. Lestari ini.
Ditambahkan, Target rendem tahun 2019 mencapai 7,8, namun berharap rendemen bisa mencapai 9 ton. PG lestari diharapkan tetap bersinergi baik dengan petani, lingkungan, instansi terkait untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Integritas, jika jujur, tulus dan ikhlas. Profesional, menekuni amanah yang diberikan. pungkasnya (yun)