Caption foto : Bupati dan Wakil Bupati Jombang, Kadinkes, Ketua Tim Penggerak PKK dan Kader

JOMBANG :Pemerintah Kabupaten Jombang Kerjasama dengan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Jombang dan  Masyarakat peringati Hari TBC (Tuberculosis) atau peringatan TB dunia. Dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Jombang, Sekda, Asisten, Ketua Tim Penggerak PKK, Staf Alhi, Kepala OPD dan Camat serta Pengurus Perwosi.  Bertempat di Alon-Alon Kabupaten Jombang. (24/3/2019)

Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab menyampaikan Hari ini semua Negara di seluruh Dunia menyelenggarakan seperti yang diselenggarakan hari ini, karena ini merupakan satu penyakit yang mematikan sehingga harus diperhatikan penyakit TBC ini, untuk itu semua khalayak ramai, masyarakat kabupaten Jombang seluruh lapisan masyarakat sampai pelosok desa marilah bersama Dinas Kesehatan dan kita semua, karena pemerintah tidak dapat memberantas sendiri tanpa dukungan dari seluruh masyarakat kabupaten Jombang.

“Kepada Pengurus Aisyiyah disampaikan terimakasih yang telah menunjang pelaksanaan atau pun program untuk memberantas TB, penyakit yang mematikan, sehingga harus memperhatikan anggota masyarakat yang sudah terdeteksi terkena penyakit TB, penyakit ini harus dideteksi dari teman, keluarga dan semua di lingkungan rumah harus diselamatkan,” ungkapnya.

Mundjidah berharap dukungan dari seluruh masyarakat kabupaten Jombang, sehingga jombang stop TBC, Jombang bersih, dengan demikian harus bertekad bersama masyarakat dan aisyiyah kader kesehatan, serta Dinas Kesehatan kabupaten Jombang. Semoga jombang menjadi sehat semua, jombang bebas dari penyakit yang menular, penyakit yang mematikan.

Melihat apa yang telah dilakukan oleh WHO bahwa tahun 2018 penyakit TBC ini yang terjangkit ada 10 juta sedunia, sehingga 1,3  meninggal akibat penyakit tersebut. Di Indonesia ada 110.000, jumlah yang masih banyak inilah, Jombang ikut serta memberantas penyakit ini.

“Masyarakat diharapkan ikut memantau, jika ada masyarakat sekitarnya yang terkena penyakit ini untuk segera ke kesehatan, baik ke puskesmas maupun rumah sakit, agar sekitarnya tidak tertular kepada semua. Informasi ini harap disebarluaskan ke seluruh masyarakat kabupaten Jombang, penyakit mematikan dan membahayakan harus bersama dengan seluruh elemen masyarakat bersama bergerak dengan pemerintah kabupaten Jombang termasuk organisasi dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat kabupaten Jombang sehat rohani maupun jasmani,” harapnya.

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Jombang Siswati Amri menyampaikan sejarah Hari Ini, setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Sedunia. 137 tahun lalu tepatnya 24 Maret 1882 seorang ilmuwan bernama Dr Robert Koch mengumumkan bahwa ia telah menemukan penyebab penyakit TBC. Pada saat itu, wabah TBC sedang menyebar di wilayah Eropa dan Amerika yang menyebabkan kematian satu dari tujuh orang dan Penemuan Dr Robert Koch berhasil membuka jalan para tenaga medis untuk mendiagnosis dan menyembuhkan penyakit ini.

“Untuk mengenang jasa Dr Robert Koch, maka setiap tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai Hari TBC Sedunia. Tuberkulosis (TB) atau yang juga dikenal dengan TBC merupakan salah satu penyakit yang paling berbahaya di dunia. TBC termasuk penyakit paru-paru menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri TBC keluar ke udara melalui droplet atau percikan dahak dan liur pada saat penderita batuk, bersin atau ketika berbicara. Jika bakteri TBC terhirup oleh orang lain yang sedang dalam kondisi atau punya daya tahan tubuh lemah, maka mereka akan tertular sakit TBC,” tegasnya.

Lanjut Amri, Aisyiyah sebagai perempuan perserikatan Muhammadiyah yang selalu bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, bergerak untuk mendampingi atau memberantas penyakit TBC ini sejak tahun 2012. Ini merupakan gerakan menentaskan dari kegelapan menjadi terang, dimana masyarakat yang miskin aisyah datang membantu, jika ada yang sakit, terutama sakit TBC aisyah datang menjemput dan mengobati, dalam kebodohan aisyiyah datang untuk segera memberi pencerahan. Inilah tugas aisyah, maka dari itu penyakit TBC sampai saat ini belum bisa diatasi, semakin lama semakin meningkat, sekarang justru ada TBMBA dan TBHIV. Untuk itu, semua harus berperan serta untuk menemukan orang yang sakit TBC di lingkungan sekitar atau lingkungan keluarga, sehingga Idonesia khususnya di jombang ini dapat terbebas dari penyakit  TBC. Harapannya nanti di tahun 2030 Indonesia sudah bebas TBC, pungkasnya. (yun)